Senin, 29 Oktober 2012

BUKU WP





KONSEP KETUHANAN DAN KEIMANAN

DALAM ISLAM

Mempelajari dan memahami ke-Esa-an Allah dan kesempurnaanNya merupakan landasan utama dalam melaksanakan ajaran Islam secara utuh dan akan meningkatkan keyakinan bahwa Allah adalah dzat yang menciptakan alam semesta.
Beragam aliran keTuhanan dalam falsafah, diantaranya:
1.    Paham Anti Tuhan (Atheism) yang beranggapan bahwa Tuhan hanyalah imaginasi manusia.
2.    Doktrin Tauhid (Monotheism)
3.    Syirik, mensekutukan Tuhan
4.    Kesatuan Wujud (Panentheism)
Dari beberapa aliran tersebut hanya ada satu kebenaran yang harus diyakini, karena masing-masing dari setiap aliran mempunyai ajaran dan keyakinan yang berbeda dan bertentangan sehingga tidak mungkin sesuatu yang bertentangan dianggap sama-sama benar.
Konsep keTuhanan dalam ajaran Islam adalah doktrin tauhid dengan berbagai penjelasan. Singkatnya, Tuhan itu ada, hanya satu, maha sempurna, tidak beranak dan tidak dianakkan, bukan alam, bukan makhluk dan tidak ada yang menyerupai.
Iman Terhadap Tuhan.
Iman artinya percaya. Percaya terhadap wujudnya Tuhan merupakan salah satu percaya terhadap sesuatu yang tidak nyata (ghaib). Karena Tuhan tidak nampak dan tidak dapat dilihat dengan mata kepala. Meskipun demikian tidak berarti Tuhan tidak ada. Banyak perkara di dunia ini yang tidak kasat mata namun diyakini keberadaannya.
Yang pasti Tuhan itu ada, yang mengatur kehidupan alam, menumbuhkan segala jenis tumbuhan, mengatur siang dan malam, menentukan kadar rizqi bagi hambanya. Semua itu tidak berjalan dengan sendirinya, tidak merupakan hukum alam seperti yang dianut oleh paham atheism.
تولج الليل فى النهار وتولج النهار فى اليل وتخرج  الحي من الميت وتخرج الميت من الحي وترزق من تشاء بغير حساب .
Engkau masukkan malam kedalam siang dan engkau masukkan siang kedalam malam, engkau keluarkan yang hidup dari yang mati. Dan engkau keluarkan yang mati dari yang hidup. Dan engkau beri rizqi siapa yang engkau kehendaki tanpa hisab (batas) (QS Ali ‘Imran 27)
الذي جعل لكم الارض فرشا والسمآء بناء وانرل من السماء ماء فاخرج به من الثمرات رزقالكم فلاتجعلوا لله انداداوانتم تعلمون
Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rizqi untuk mu, karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah. Padahal kamu menngetahui.     (QS Albaqoroh 22)
Dalam ajaran Islam Tuhan adalah dzat yang maha sempurna, hanya satu, wujud tanpa permulaan, kekal tanpa batas akhir, tidak beranak dan tidak dianakkan, tidak ada yang membandingi dan menyamai, tidak membutuhkan pembantu. Doktrin ini bertentangan dengan ajaran syirik yang mensekutukan Tuhan. Menganggap Tuhan itu lebih dari satu.
يااهل لكتب  لاتغلوا فى دينكم ولاتقول على الله الا الحق انما المسيح عيسى ابن مريم رسول الله وكلمته القهاالى مريم وروح منه فامنوا بالله ورسوله ولاتقولوا ثلاث انتهوا خيرالكم انما الله اله واحد سبحانه ان يكون له ولدله مافى السموات وما فى الارض وكفى بالله وكيلا.
Wahai ahli kita. Janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya al masih, isa putra maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan kalimatnya) yang disampaikannya kepada maryam, dan (dengan tiupan roh darinya) maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasulnya dan jannganlah kamu mengatakan: (Tuhan itu tiga “. Berhentilah (dari ucapan itu). (itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan yang maha esa, maha suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaannya. Cukuplah Allah sebagai pemelihara.                  (QS Annisa’ 171)
قل هو الله احد الله الصمد لم يلد ولم يولد ولم يكن له كفوا احد
Katakanlah: “dialah Allah, yang maha esa. Allah adalah Tuhan yangn bergantung kepadaNya segala saesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan. Dan tidak ada seorangpun yang setara dengan dia “.            (QS Al Ikhlash)
Jika Tuhan lebih dari satu maka yang terjadi adalah kerusakan karena sangat mungkin akan terjadi perselisihan dari dua kekuatan yang dimiliki Tuhan. Jika dimenangkan oleh salah satunya, maka bagaimana dengan yang kalah, pantaskah dianggap sebagai Tuhan. Apabila selamanya Tuhan tidak terjadi perselisihan, berarti keduanya saling melengkapi dan saling membantu, dimana sifat kekuasaan Tuhan.
لوكان فيهما الهة الا الله لفسدتا فسبحن الله رب العرش عما يصفون
Sekiranya ada dilangit dan dibumi Tuhan-Tuhan selain Allah, tentunya keduanya itu telah rusak binasa. Maka maha suci Allah yang mempunyai ‘arsy dari pada apa yang mereka sifatkan.                    (QS Al-Anbiya’ 22)
Tuhan bukan alam dan alam bukan Tuhan. Namun alam adalah ciptaan Tuhan. Segala sesuatu dan yang terjadi dimuka bumi ini tidak lepas dari peran, kekuasaan dan kehendak Tuhan. Tidak berarti segala sesuatu yang ada dimuka bumi ini adalah Tuhan seperti ajaran yang disampaikan paham kesatuan wujud (panentheism).
Kitab Allah
Adalah kalam Allah yang qadim (dahulu) yang dibawa oleh seorang utusan Tuhan (rasul) yang memuat petunjuk kehidupan, yang mengantarkan kearah kebenaran.
Muatan yang terkandung dalam kitab Allah adalah sebuah ajaran yang mutlak kebenarannya. Karena kitab Allah adalah kalam Allah. Allah yang membuat kehidupan dan Allah yang membuat aturan. Kesalahan dan ketidak cocokan dalam kehidupan itu karena keragaman dan kesalahan orang dalam mengartikan dan memahami.
Al-Qur’an adalah kitab Allah yang menyempurnakan ajaran yang disampaikan oleh kitab Allah sebelumnya dan dibawa oleh nabi akhir zaman. Sehingga al-Qur’an adalah satu-satunya pedoman hidup sampai akhir kehidupan nanti.
Keabsahan dan keaslian al-Qur’an telah terbukti dan dijamin oleh Allah.
انا نحن نزلنا الذكر وانا له لحافظون
Salah satu bukti keabsahan al-Qur’an sebagai kalam Allah adalah al-Quran merupakan salah satu mu’jizat nabi Muhammad yang mengalahkan semua sastrawan saat itu. Sehingga para sastrawan saat itu mengakui bahwa al-Qur’an bukanlah buatan manusia.
Rasul (Utusan) Allah
Adalah seorang pilihan Allah yang diberi wahyu untuk dirinya dan disampaikan pada ummatnya.
Bisa saja setiap orang mengaku dirinya sebagai utusan Tuhan, karena wahyu yang diterima dari Tuhan tidak ada seorangpun yang tahu. Namun untuk menghindari hal tersebut terjadi dan untuk membuktikan bahwa seseorang benar-benar utusan Tuhan, maka Tuhan memberikan kemampuan kepada utusannya yang tidak dimiliki oleh siapapun (mu’jizat).
Dengan mu’jizat yang dimiliki seseorang membuktikan bahwa dirinya adalah utusan Tuhan, sehingga ajaran yang dibawa adalah ajaran dari Tuhan yang harus diyakini kebenarannya dan harus diikuti.
Nabi Muhammad adalah utusan Tuhan yang terakhkir, menerima kalam Allah berupa al-Qur’an, yang membawa agama Islam, yang menyempurnakan agama-agama sebelumnya. Beliau membawa ajaran yang harus diikuti semua umat manusia. Diantara ajaran beliau adalah enam keyakinan yang harus dipercaya dan diyakini (Rukun Iman)
Rukun Iman Dan Implementasinya Dalam Kehidupan
Rukun Iman maksudnya kepercayaan yang merupakan bagian paling pokok daripada agama itu sendiri atau kepercayaan sebagai institusi. Rukun Iman ini ada enam:
1.      Iman kepada wujudnya Allah dengan sifat-sifat kesempurnaannya, sebagai dzat yang menciptakan alam semesta.
2.      Iman kepada Malaikat Allah yang tidak terhitung jumlah keseluruhannya, namun ada sepuluh yang harus diketahui.
3.      Iman kepada kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para nabi utusannya (Zabur pada Nabi Dawud AS, Taurat pada Nabi Musa AS, Injil pada Nabi ‘Isa AS. dan Al-Qur’an pada nabi Muhammad SAW)
4.      Iman kepada Nabi utusan Allah. Dua puluh lima diantaranya harus kita ketahui namanya.
5.      Iman kepada hari qiamat, hari dimana semua orang diminta pertanggungjawaban atas segala perbuatannya
6.      Iman kepada ketentuan dan kehendak Allah.
قال فاخبرني عن الايمان, قال ان تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الاخر وتؤمن بالقدر خيره وشره . قال صدقت.
HR. Imam Muslim
Seseorang yang percaya dan meyakini enam ketentuan tersebut disebut seorang mu’min. Seorang mu’min sejati akan tertanam dalam dirinya sifat sabar dan lapang dada dengan kehidupan yang ia hadapi serta rendah diri, mengingat segala sesuatu yang terjadi adalah atas kehendak dan ketentuan Allah.
Iman akan melahirkan sikap berserah diri kepada Allah, ikhlas dan konskuen
قل ان صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين, لاشريك له وبذالك امرت وانا اول المسلمين
Katakanlah: “sesungguhnya sholatku, ‘ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Allah, Tuhan semesta alam. Tiada sekutu baginya: dan demikian itulah yang diperintahkan kepadaku dan aku adalah orang yang pertama-tama menyerahkan diri (kepada Allah)”                                         (QS Al An’am 162, 163)
Imam juga akan menghilangkan kepercayaan kepada kekuasaan dan kekuatan benda, menumbuhkan rasa optimis hanya dengan mengharap yang terbaik kepada Allah, karena semua yang ada adalah makhluk dan ciptaanNya.
عن ابى العباس عبدالله بن عباس رضي الله عنهما قال: كنت خلف النبي صلى الله عليه واله وسلم يوما فقال: ياغلام اني اعلمك كلمات: احفظ الله تجده تجاهك اذا سئلت فاسئل الله, واذااستعنت فاستعن بالله, واعلم ان الامة لواجتمعت على ان ينفعوك بشئ لم ينفعوك الا بشئ قد كتبه الله لك.وان اجتمعوا على ان يضروك بشئ لم يضروك الا بشئ قد كتبه الله عليك رفعت الاقلام وجفت الصحف. رواه الترمذي.
Dari Abil Abbas Abdullah Bin Abbas -Radlia Allahu anhuma- bersabda. Suatu hari saya berada di belakang (bersama) Rasulullah. Beliau bersabda. Wahai anak muda akan saya ajarkan beberapa kalimat pAdamu. Jagalah Allah maka niscaya Allah akan selalu mengawasimu. Ketika engkau meminta, mintalah kepada Allah. Ketika engkau minta tolong, mintalah tolong kepada Allah. Ketahuilah sesungguhnya seandainya semua umat kumpul untuk memberi manfaat sesuatu kepAdamu maka tidak akan bisa memberi manfaat kecuali di dalam sesuatu yang telah Allah tentukan. Dan sesungguhnya seandainya semua umat kumpul untuk memberi madlarat sesuatu kepAdamu maka tidak akan bisa memberi madlarat kecuali di dalam sesuatu yang telah Allah tentukan. Telah diangkat pena dan telah kering lampiran.      HR. Imam Attirmidzi.
اياك نعبد واياك نستعين
Hanya kepada engkaulah kami menyembah dan hanya kepada engkaulah kami memohon pertolongan                 (QS Al-Fatihah 6).
Iman bisa memberikan ketentraman jiwa
الذين امنوا وتطمئن قلوبهم بذكرالله, الا بذكرالله تطمئن القلوب
(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati Allah-lah hati menjadi tentram.   (QS Ar Ra’d 28)
Konskuensi iman kepada utusan dan kitab Allah berarti taat, mengikuti petunjuk dan ajaran yang disampaikan olehNya serta menjadikan kitab Allah sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari.
Iman pada hari qiamat menumbuhkan jiwa semangat dalam menjalankan perintah dan menjahui larangan. Karena pada hari itu semua orang akan dimintai pertanggungjawaban atas segala perbuatannya. Sehingga sebesar apa rasa percaya itu tumbuh dalam hati, sebesar itu juga semangat motifasi untuk bertaqwa.
ثم انكم يوم القيامة تبعثون
Kemudian, sesungguhnya kamu sekalian akan dibangkitkan (dari kuburmu) di hari Qiamat (untuk diminta pertanggungjawaban) (QS. Al Mu’minun 16)

HAKIKAT MANUSIA

Usaha untuk memahami jati diri manusia selalu menemukan jalan buntu atau akan menemukan banyak perbedaan pendapat jika hanya mengandalkan kemampuan daya nalar. Mengingat keterbatasan kemampuan manusia dari segi apapun. Oleh karena itu dibutuhkan petunjuk yang bisa dipastikan kebenarannya. Kitab Allah, Al-Qur'an adalah solusi tepat. Karena Al-Quran adalah petunjuk yang diberikan oleh Allah, dzat yang maha tahu segalanya dan dzat yang menciptakan manusia itu sendiri. Dalam Al Qur'an terdapat gambaran konkret tentang manusia.

Manusia Dalam Berbagai Perspektif

Bermacam istilah yang dipakai dalam Al-Qur'an untuk menunjukkan manusia, karena menyesuaikan berbagai aspek kehidupan, diantaranya:

1. Manusia disebut sebagai Bani Adam karena melihat dari aspek histories penciptaan. (QS. Al A'raf 31) Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.

2. Manusia disebut Annas karena aspek sosiologisnya yang mencerminkan sifatnya yang berkelompok sesama jenisnya (QS. Al Baqoroh 21) Hai manusia, sembahlah Tuhanmu Yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu, agar kamu bertakwa.

3. Manusia juga disebut Abdun (hamba) karena posisinya sebagai hamba ciptaan Allah (QS. Saba' 9) Maka apakah mereka tidak melihat langit dan bumi yang ada di hadapan dan di belakang mereka? Jika Kami menghendaki, niscaya Kami benamkan mereka di bumi atau Kami jatuhkan kepada mereka gumpalan dari langit. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kekuasaan Tuhan) bagi setiap hamba yang kembali (kepada-Nya).

4. Manusia disebut dengan Basyar yang mencerminkan sifat-sifat fisik dan biologisnya (QS. Al Mu'minun 33) Dan berkatalah pemuka-pemuka yang kafir di antara kaumnya dan yang mendustakan akan menemui hari akhirat (kelak) dan yang telah Kami mewahkan mereka dalam kehidupan di dunia: "(Orang) ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, dia makan dari apa yang kamu makan, dan meminum dari apa yang kamu minum.

5. Manusia disebut Insan (mufrod-nya lafadl an nas) karena sebagai makhluq yang diberi anugrah akal oleh Allah, sehingga mampu menyerap ilmu pengetahuan. (QS. Ar Rahman 3-4) Dia menciptakan manusia, Mengajarnya pandai berbicara.

Kesempurnaan Manusia

Dalam ayat lain Allah sampaikan bahwa Allah jadikan manusia dalam bentuk yang paling sempurna.

لقد خلقنا الانسان فى احسن تقويم ثم رددناه اسفل سافلين, الا الذين امنوا وعملوا الصالحات فلهم اجر غير ممنون

Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya. Kemudian kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya (neraka). Kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal sholeh, maka bagi mereka pahala yang tiada putus-putusnya (QS At Tin)

Kesempurnaan inilah yang menjadikan manusia sebagai khalifah, yang berarti wakil atau pengganti yang memegang amanat Allah dimuka bumi (memimpin) untuk menciptakan maslahah dalam setiap kehidupan di bumi. Dan sekaligus kesempurnaan tersebut juga akan menjadikan manusia makhluk paling hina apabila tidak dapat menjalankan amanat dengan sebenarnya.

Dari historis penciptaan manusia dan posisi manusia yang dipilih oleh allah menjadi kholifah untuk mengatur kehidupan dibumi adalah bukti kesempurnaan manusia daripada makhluk yang lain. Allah memberikan modal kapada manusia dengan kesempurnaan dalam penciptaan, utamanya adalah akal. Kesempurnaan ini akan mengantarkan manusia menuju kedudukan terpuji atau bahkan akan menjatuhkannya kepada posisi yang terhina dan terendah.

Menjadi kholifah allah tidaklah sekedar setatus yang tanpa arti. Namun banyak konskuwensi yang harus dipertanggungjawabkan. Sehingga ketika dipertanyakan oleh para malaikat keberadaan nabi adam sebagai kholifah dibumi, Allah jawab bahwa allah telah membekali ilmu kepada nabi adam.

Kepercayaan dan tanggungjawab sebagai kholifah yang dibawa oleh nabi adam adalah setatus beliau sebagai manusia dan sekaligus sebagai nabi. Setatus nabi adam sebagai manusia diturunkan kepada semua anak cucunya, sehingga semua manusia anak cucu adam adalah kholifah allah, pemimpin dalam kehidupan dimuka bumi. "Kullukum ro'in wakullukum masulun 'an roiyyatih"

Untuk setatus nabi adalah anugrah Allah yang tidak bisa diturunkan dan diusahakan, maka beban seorang nabi tidak dibebankan kepada semua orang, hanya orang-orang tertentu yang diangkat Allah menjadi nabi saja.

Yang paling utama dalam bahasan kita disini adalah bekal yang allah berikan kepada nabi adam, yaitu ilmu yang menjawab pertanyaan malaikat atas eksistensi nabi adam sebagai kholifah dibumi.

Dengan demikian, ilmu adalah bekal utama sebagai kholifah atau pemimpin. Bagaimana seseorang akan bisa memimpin dan mengarahkan jika tidak punya pengetahuan atau ilmu.

Tanggungjawab Manusia

كلكم راع وكلكم مسئول عن رعيته

 Kamu semua adalah pemimpin dan setiap pemimpin akan ditanya tentang kepemimpinannya.

Ketika semua dianggap sebagai pemimpin, kemudian siapa yang dipimpin?

Dari lingkup yang terkecil, manusia adalah pemimpin untuk dirinya sendiri. Dari kecenderungan watak baik dan buruk yang sama-sama punya kesempatan, manusia akan memilih apa yang baik untuk dirinya sesuai dengan ilmu dan akal yang dimiliki.

Dalam kehidupan keluarga, tidak mungkin semua anggota keluarga jadi pemimpin atas keluarganya, namun satu diantara mereka yang bisa jadi pemimpin. Kepemimpinan dalam keluarga tidak dengan jalan pemilihan, namun allah telah pilihkan bahwa suami atau bapaklah yang terbaik.

Jadi, kepemimpinan dalam dua hal ini adalah ketentuan hukum Allah dalam kehidupan. Manusia setelah hidup tidak bisa mengelak menjadi pemimpin atas dirinya sendiri. Dan manusia setelah menikah juga tidak punya pilihan antara ingin menjadi suami atau menjadi istri. Seperti halnya seseorang yang punya anak tidak akan bisa mengelak dari setatusnya menjadi bapak.

Baik yang memimpin atau yang dipimpin (kehidupan berkeluarga atau diri sendiri) adalah salah satu proses kehidupan yang harus dihadapi dan sudah menjadi ketentuan dari Allah. Sehingga hakikat baik buruknya manusia disisi allah tidaklah diukur dari kedudukan sebagai pemimpin atau yang dipimpin. Namun bagaimana orang bisa memimpin dengan baik dan dipimpin dengan baik. Istri yang bisa memposisikan dirinya dengan baik itu lebih baik daripada suami yang tidak tanggungjawab. Sehingga belum tentu pemimpin lebih baik dari pada yang dipimpin. Dan itulah bagian dari penilaian baik buruknya iman dan islam seseorang.

Untuk menjadi pemimpin yang baik, orang harus tahu tentang kepemimpinan, dan untuk menjadi orang yang dipimpin dengan baik juga harus tahu ilmunya sebagai orang yang dipimpin. Disitulah kehidupan ini tidak lepas dari belajar untuk mendapatkan ilmu agar bisa memimpin dan dipimpin dengan baik. Bukankah beliau nabi juga belajar kepada malaikat jibril.

Dalam kehidupan yang lebih luas (bermasyarakat), dibutuhkan juga seorang pemimpin. Karena dalam beberapa hukum islam terdapat penyelesaian hukum yang membutuhkan pimpinan, seperti diantaranya hukum jinayat atau tindakan kriminal. Untuk kepemimpinan yang satu ini dibutuhkan orang yang benar-benar menguasai dalam bidang ilmu agama dan kehidupan. Karena pemimpin yang satu ini akan melihat dan menyelesaikan sekaligus terlibat dalam banyak hal yang berkenaan dengan kehidupan masyarakat yang komplek. Sehingga ilmu kehidupan bermasyarakat harus dikuasai.

Masing-masing punya kelebihan dan kekurangan. Ketika kelebihan tersebut diletakkan pada posisi yang sebenarnya dan menyadari kekurangannya, secara teori akan tercipta kehidupan yang didambakan. Seseorang yang punya kelebihan menjadi pemimpin belum tentu bisa dipimpin dengan baik, dan sebaliknya. Atau ilmu tentang kepemimpinan tentunya tidak sesuai jika diterapkan untuk seorang yang dipimpin. Dan ilmu untuk seorang yang dipimpin juga tidak pas untuk seorang pemimpin.

Dari situ bisa kita fahami bahwa ilmu adalah modal utama untuk mencapai kebahagiaan dan kebenaran. Dalam sebagian ayat disampaikan bahwa derajat seseorang yang diangkat oleh Allah adalah orang yang beriman dan berilmu.

يرفع الله الذين امنوا منكم والذين اوتوا العلم درجات

Maka Allah akan mengangkat derajatnya orang-orang yang beriman dari kamu semua dan orang-orang yang diberi ilmu

Tanpa ilmu, orang tidak akan bisa memposisikan dirinya, bagaimana derajatnya mau diangkat kalau untuk memposisikan saja tidak bisa. Dan tanpa iman, ilmu yang dipelajari orang tersebut bukanlah ilmu Allah.  Maksudnya dasar ilmu yang dipelajari bukan dari al quran dan hadits, sehingga sangat mungkin akan terjadi menghalalkan yang haram dan mengharamkan yang halal. Bagaiman allah akan mengangkat derajat orang tersebut kalau ilmunya tidak benar dan tidak sesuai dengan yang dikehendaki.

Ilmu Pengetahuan Dan Teknologi

Dari uraian di atas, bahwa ilmu adalah kebutuhan dalam kehidupan untuk mengetahui kebenaran, maka hukumnya wajib bagi setiap orang untuk selalu menuntut ilmu. Kewajiban ini tentunya disesuaikan dengan kebutuhan untuk diprioritaskan.

Jika sebuah ilmu dibutuhkan setiap indifidu maka hukum menuntut ilmu tersebut adalah fardlu 'ain, seperti ilmu yang mengatur dalam urusan ibadah. Atau ilmu yang mengatur tentang suami atau istri juga harus dipelajari oleh suami atau istri

Dan jika kebutuhan ilmu tersebut bersifat kolektif maka hukumnya fardlu kifayah, seperti ilmu kedokteran, pertanian, teknologi dll.

Apapun bentuk ilmu, ajaran islam tidak pernah membeda-bedakan. Yang ada adalah prioritas karena adanya tuntutan. Mengingat hubungan kehidupan ini yang selalu bersinggungan dengan masyarakat yang beragam, maka ada tuntutan untuk memahami berbagai kebudayaan dan kemajuan yang terus berkembang.

Dikotomi ilmu adalah hal yang tidak benar. Apapun ilmu pengetahuan yang ada dalam kehidupan ini dan apapun perkembangan yang terjadi bukannya dijauhi, namun dipelajari untuk disikapi. Tuntutan benar dalam sikap dan kehidupan kita serta tuntutan untuk memperjuangkan agama membuat kita harus selalu belajar dan terus mensikapi perkembangan kehidupan.

Islam tidak pernah membatasi perkembangan ilmu pengetahuan atau ilmu teknologi. Apapun dan bagaimanapun bentuk perkembangan itu. Namun dalam pemanfaatan atau pelaksanaan ilmu tersebut islam menilai dan menseleksi sesuai dengan ketentuan hukum. Perkembangan teknologi internet misalnya, islam tidak pernah mengingkari kemajuan teknologi tersebut, namun menyayangkan dalam pemanfaatannya yang cenderung banyak kearah kemungkaran. Itu semua karena tidak didasari dengan keimanan dan ketaqwaan yang kuat.

Dengan didasari iman yang kuat dan islam yang benar, ilmu apapun akan mempunyai nilai ibadah.

الاسلام يعلو ولا يعلى عليه

Islam itu unggul (menang) tidak diungguli (dikalahkan)

itu adalah motifasi dan tuntutan untuk ummat islam bahwa islam harus menang segalanya dalam kehidupan termasuk ilmu pengetahuan dan teknologi. Bagaimana dengan keadaan sekarang? Sudahkah itu terealisasi saat sekarang. Dulu mungkin islam pernah jaya, tapi apalah artinya membanggakan masa lalu tanpa ada usaha untuk mempertahankan dan merebut kembali.

Kedudukan Dan Martabat Manusia

Gambaran al qur'an tentang manusia sebagai makhluk pilihan tentunya dengan berbagai kelebihan yang dimiliki. Bilamana manusia selalu menjaga kelebihan tersebut maka sudah pasti akan menjadi makhluk yang paling mulia diantara makhluk yang lain.

Diantara beberapa kelebihan yang dimiliki manusia adalah:

·         Anugrah akal dan ilmu yang Allah berikan mengangkat drajat manusia. Sehingga karena ilmunya Allah manyuruh malaikat untuk sujud, menghormat kepadanya (nabi adam) (QS al Baqarah;31-34)

·         Manusia diangkat oleh Allah menjadi kholifah di bumi (QS al Baqarah;30 dan QS Huud;61).

·         Segala sesuatu ciptaan Allah dimuka bumi ini adalah untuk kepentingan manusia (QS al Baqarah;29).

·         Manusia memiliki bentuk fisik yang lebih baik, meskipun ini bukan termasuk hal yang fundamental (QS at Tin;4)

·         Dalam hidupnya manusia harus selalu usaha melawan hawa nafsunya yang cenderung mendorong berbuat kejahatan. Hal ini yang membedakan manusia dengan binatang yang selalu mengikuti nafsunya karena tidak berakal, dan membedakan dengan malaikat yang selalu berbuat baik karena tidak memiliki hawa nafsu.

Martabat manusia tidaklah dilihat dari ketinggian pangkat dan jabatannya, kekayaan, ketampanan dan kecantikannya maupun keturunannya. Itu semua bukanlah ukuran kemulyaan manusia. Manusia yang paling mulia disisi Allah adalah yang paling bertaqwa.

ان أكرمكم عند الله أتقاكم

Sesungguhnya yang paling mulia diantara kalian menurut penilaian Allah adalah kalian yang paling taqwa (QS al Hujurat; 13)

Taqwa ketika tidak didasari dengan ilmu maka akan terjadi proses yang salah, dan tidak lagi dinamakan taqwa. Sehingga dalam bertaqwa ilmu juga berperan pokok.

قل هل يستوى الذين يعلمون والذين لا يعلمون

Katakanlah apakah sama antara orang-orang yang punya ilmu dengan orang-orang yang tidak berilmu.

Dalam salah satu sabda nabi saw. disebutkan bahwa sesungguhnya Allah tidak melihat pada bentuk tubuh dan penampilan jasmaniyah seseorang, melainkan sesungguhnya Allah melihat pada hati dan perbuatannya.

Sisi Lain Manusia

Meskipun manusia merupakan makhluk yang mulia, sebagai kholifah allah di bumi dan terlahir dalam keadaan fitrah, bukan berarti tidak berpotensi untuk berbuat kerusakan. Manusia mempunyai dua potensi yang saling berlawanan, kebaikan dan kejahatan, tinggal bagaimana manusia menjalani kehidupan.

Disitulah sisi lain manusia. Dengan bekal yang diberikan oleh Allah berupa dua sifat kecenderungan, cenderung berbuat baik dan cenderung berbuat jahat (nafsu) manusia akan menentukan kedudukan dan martabatnya. Akankah tetap menjadi makhluk terbaik dan termulia dengan selalu menjalankan taqwa terhadap Allah, atau menjadi manusia yang terperosok jatuh ke drajat yang rendah, lebih rendah dari binatang karena selalu mengikuti dorongan nafsu jahat.

Didalam al quran menyebutkan beberapa kelemahan manusia, seperti watak tergesa-gesa (QS al isra';11), tidak berterima kasih (QS al isra'; 67), kikir (QS al isra'; 100), berkeluh kesah (QS al ma'arij; 19), paling banyak membantah (QS al kahfi; 54), melampaui batas (QS al alaq; 6-7), amat zalim dan bodoh (QS al ahzab; 72). Bahkan terjadinya kerusakan di muka bumi dan lautan ini banyak disebabkan oleh olah manusia (QS ar rum;41).

Kelemahan yang dimiliki manusia ditambah muatan misi dan kepentingan pribadi sering membuat penyelesaian yang tidak sesuai dengan kebenaran. Dengan demikian, meskipun manusia dibekali akal untuk berfikir, bukan berarti bebas mengekspresikan ide dan keingannya tanpa ada pedoman dan batasan-batasan. Ajaran Allah adalah batasan yang menjaga jangan sampai manusia lebih jauh mengikuti hawa nafsunya. Belajar adalah satu-satunya untuk mengetahui kebenaran.

Kesimpulan

Manusia adalah makhluk paling sempurna. Kesempurnaan manusia mengangkat drajatnya menjadi makhluk yang dipercaya untuk menjaga dan mengatur kehidupan ini menjadi kehidupan yang sejahtera. Apapun yang diciptakan dibumi ini adalah sebuah sarana yang diciptakan untuk manusia. Namun bukan berarti manusia berhak untuk menggunakan sarana tersebut sekehandak hati, melainkan memanfaatkan dan menggunakan untuk tercapainya tujuan utama yaitu kehidupan sejahtera. Semua manusia punya hak atas kehidupan ini namun juga punya kewajiban untuk menjaga haknya pihak yang lain.

Kalau sekedar mengambil haknya barangkali bukanlah sesuatu yang merepotkan. Namun kewajiban dan tanggungjawab mengatur dan menciptakan kehidupan sejahtera tentunya perlu dan butuh ilmu serta pengetahuan yang harus dipelajari. Karena itu ilmu dan belajar adalah bekal dan kebutuhan utama dalam kehidupan ini.




Hakekat Kebenaran

Dalam Upaya Pendekatan Diri Kepada Sang Kholiq

Nilai kebaikan atau hakekat kebenaran adalah sebuah polemek dalam kehidupan yang muncul setiap saat. Karena baik atau benar adalah relatif. Sehingga ketika dihadapkan dalam kehidupan masyarakat yang komplek akan terjadi penilaian yang bertentangan dalam satu masalah yang sama.

Pendekatan filosofis

Problem yang terkandung dalam kalimat tersebut menduduki peringkat pertama dalam sejarah perjalanan filsafat. Para filosof memulai cara berfikirnya dengan mencoba menafsirkan karakter dari kalimat ini dan mencari standar pengertian darinya.

Perdebatan mengenai tabiat kebenaran dan standarnya terus berlangsung sampai memasuki abad modern. Bahkan kajiannya semakin rancu ketika kajian kajian itu sampai di meja para filosof modern. Perdebatan ini mulai memanas sejak abad ketujuh belas dan delapan belas, yaitu antara kelompok rasionalis dan kelompok empiris. Perdebatan ini kemudian berhasil didinginkan oleh Kant dengan metode kritisnya yang menyatakan bahwa sumber hakekat hanya dapat dicapai dengan cara menyatukan rasionalisme dan empirisme.

Ketika memasuki abad kesembilan belas dan abad dua puluh problematika ini tetap menduduki peringkat pertama. Terdapat perbedaan antara pengikut paham formalisme atau logisisme dengan pengikut paham positivisme, khususnya aliran pragmatisme.

Dalam mengilustrasikan arti kata benar serta tabiatnya, terdapat perbedaan yang signifikan antara para matematikawan dan ahli logika dengan para pengikut pragmatisme.

Kelompok pertama berkeyakinan bahwa disana ada unsur mandiri yang tidak dapat dikenali dengan cara eksperimen. Ia merupakan kebenaran utuh yang tidak terikat oleh waktu dan tempat. Ia sebagai sifat paling inti dari setiap wujud dan independen dari kenerja akal.

Sebagai gambaran, jika kita mengatakan bahwa merupakan hal yang tidak mungkin untuk mengetahui jumlah bunga yang mekar pada musim semi yang telah lalu pada pohon dan tempat tertentu, hal ini tidak cukup sebagai bukti untuk beranggapan tidak akan ada bunga yang mekar pada musim berikutnya, hanya karena tidak ada manusia yang tahu jumlahnya. Gambaran ini sama seperti wujud universal atau kebenaran mutlak, ia pasti ada kendatipun akal manusia tidak ada yang mampu mengenalinya.

Pendapat tersebut ditentang oleh kaum pragmatis dan yang lainnya dari pengikut aliran positivisme. Kelompok ini berpandangan bahwa tidak ada yang namanya kebenaran mutlak yang tidak terikat waktu dan tempat. Pendapatnya mirip dengan pandangan Sophistisme kuno.

Disinilah perbedaan yang paling esensi antara kaum formalisme dan positivisme, dimana kaum formalis meyakini adanya hakekat dzat yang universal, tidak terikat oleh waktu dan tempat. Karena ia adalah sifat paling inti, obyektif dan mandiri yang tidak dapat dikenali oleh kenerja akal.

Namun demikian, sebagian filosof ada juga yang berpandangan moderat atas kedua aliran ini. Bagi mereka, nilai kebenaran adalah inti dari setiap benda. Mereka menyatukan antara hakekat dan nilai-nilai.

Standar-standar Kebenaran

Terdapat banyak perbedaan dikalangan para peneliti tentang standar untuk mengenali mana yang benar dan mana yang salah. Diantaranya adalah:

Standar Al Wudhuh atau Obviousness

Standar Utility atau Manfaat

Standar Verivication

Standar Al Wudhuh atau Obviousness (Jelas). Bagi pengikut aliran ini, standar kebenaran adalah terdapatnya kejelasan yang menghilangkan semua keraguan, seperti yang tampak pada prinsip-prinsip dasar matematika. Seperti misalnya, garis lurus adalah jarak paling dekat yang menghubungkan dua titik. Atau, benda yang utuh itu lebih besar dari sebagiannya.

Standar Utility atau Manfaat. Para pengikut aliran pragmatisme berpendapat bahwa hukum akan dianggap benar jika telah terbukti memberikan manfaat, baik secara intelektual maupun faktual. Ketika kita hendak menguji nilai suatu hukum, maka kita harus bertanya pada diri kita masing-masing apakah pendekatan akal atau pendekatan pragmatis yang mengantarkan hukum yang kita dapatkan. Artinya bahwa standar kebenaran adalah manfaat atau perbuatan yang dapat menghasilkan manfaat, bukan hanya diukur murni melalui akal.

Standar Verivication (verifikasi). Positivisme logis mengambil tahap verifikasi sebagai tahapan untuk memilih pernyataan yang ada, guna untuk mengetahui makna apa yang mungkin dikandung oleh pernyataan tersebut.

Menurut ayer, tidak merupakan satu keharusan bagi teori verifikasi untuk dapat diterapkan pada tahap aplikasi. Selama ia dapat dicapai pada tahap teoritis, maka hal itu dapat dianggap cukup.

Berbagai macam teori standar kebenaran tentu terdapat kekurangan-kekurangan didalamnya. Namun demikian kekurangan yang ada tidak sampai meruntuhkan teori-teori tersebut. Karena disamping kekurangan yang dimiliki juga terdapat kelebihan teori yang dapat dimanfaatkan.

Pada saat tertentu subyektifitas sebuah kebenaran tidak bisa dihindari. Sehingga benar adalah relatif. Seperti contoh, Dalam menyelesaikan kontrak pembangunan tentunya seorang pelaksana harus mengikuti apa kata pemborong. Benar salahnya bangunan adalah sepenuhnya sesuai pendapat dan kehendak pemborong. Pelaksana yang baik adalah pelaksana yang mengikuti apa kata pemborong. Jika yang dibuat pelaksana tidak sesuai dengan kehendak pemborong maka dianggap salah dan digempur untuk diganti. Meskipun secara penilaian umum konstruksi bangunan sudah dianggap baik.

Pendekatan Relegi

Allah adalah Dzat yang baik dan menyukai kebaikan. Allah tidak akan berbuat dhalim karena dhalim adalah tidak baik. Apapun yang Allah ciptakan dalam kehidupan ini tidak ada yang sia-sia karena sia-sia adalah sesuatu yang tidak baik.

Kedhaliman dan ketidak adilan dalam kehidupan, kerusakan dan kehancuran yang terjadi, pernikahan yang merupakan salah satu proses untuk mencapai kehidupan bahagia, damai, sejahtera justru terkadang menjadi pemicu kehancuran dan berantakan dalam keluarga bahkan dalam persaudaraan. Sholat yang dijanjikan dapat mencegah perkara keji dan munkar namun ternyata kekejian dan kemungkaran tidak sedikit yang dijalankan oleh orang-orang yang aktif menjalankan sholat.

Kenapa semua itu terjadi? Dimana kebaikan yang dijanjikan didalam ketentuan hukum Allah yang maha baik? Tentunya hukum tersebut juga mendatangkan kebaikan. Apakah ada kesalahan dalam pembuatan atau penentuan hukum ataukah salah dalam pelaksanaan hukum.

Allah tidak mungkin salah, karena Allah Maha Tahu dan Maha Bijaksana. Bisa jadi kesalahan ada pada pelaksanaan hukum. Dengan demikian, disamping kebaikan yang harus diperhatikan, kebenaran juga harus diperjuangkan. 

Baik Dan Benar

Penilaian baik buruk atau benar salah suatu maslah dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah tentunya disesuaikan dengan penilaian Allah yang tercermin dalam ajaran agamaNya. Bukan penilaian filosof atau penilaian seseorang atas dasar kesenangannya.

Baik atau buruk adalah nilai dari sesuatu sebelum terikat dengan sesuatu yang lain atau keadaan apapun.

Benar atau salah adalah hubungan antara sesuatu dengan sesuatu yang lain atau penerapan/pelaksanaan sesuatu yang sesuai/tidak sesuai dengan ketentuan dalam bentuk nyata (realita).

Sehingga terkadang kebaikan bisa menimbulkan kerusakan karena kesalahan yang terjadi dalam pelaksanaan atau penerapannya.

Puasa sunnah misalnya, adalah suatu kebaikan karena merupakan anjuran dari Dzat yang menciptakan kebaikan. Namun jika puasa sunnah dijalankan oleh seorang istri yang dilarang suami akan menjadi tidak benar, karena itu adalah larangan Allah. Apa yang dilarang oleh Allah adalah tidak benar. Sehingga yang terjadi adalah kerusakan yang akan didapatkan bukan kebaikan. Minimal kerusakan dalam kehidupan selanjutnya (karena berdosa), atau bisa juga memicu kehancuran kehidupan rumah tangga karena istri tidak nurut suami.

Baik buruk atau benar salah dalam penilaian agama mempunyai dua demensi, pandangan fiqh dan pandangan tashawwuf. Untuk mencapai kedekatan dengan Allah dua demensi tersebut harus dipenuhi, berbuat baik dan benar menurut pandangan fiqh dan pandangan tashawwuf.

Pandangan Fiqh

Batasan-batasan hukum agama yang berhubungan dengan prilaku atau perbuatan orang mukallaf diatur oleh fiqh. Jadi baik buruknya perbuatan benar salahnya dalam pelaksanaan adalah fiqh yang menilai sebagai standar baik buruk, benar salah dimata Allah.

Perbuatan yang diwajibkan adalah perbuatan yang disuruh dan ditekankan oleh Allah untuk dilaksanakan. Sholat lima waktu (sholat maktubah)hukumnya wajib, berarti sholat maktubah adalah kebaikan yang harus dijalankkan. Meninggalkan sholat maktubah adalah keburukan yang harus dihindari.

Dalam pelaksanaan sholat harus benar sesuai dengan syarat rukun yang telah ditentukan dalam fiqh. Meskipun sudah melaksanakan sholat (perbuatan baik) jika tidak sesuai syarat rukun atau salah, maka dianggap tidak sah dan masih ada tuntutan untuk mengulangi.

Bagaimana sholat bisa mencegah perkara keji atau mungkar jika keabsahannya belum diakui. Obat resep dokter sepesialis manapun jika salah dalam mengkonsumsi, kebanyakan atau kurang dosisnya misalnya, juga masih dipertanyakan kasiatnya, meskipun secara nilai sangat baik untuk dikonsumsi.

Perbuatan yang disunnahkan adalah perbuatan yang disuruh dan dianjurkan oleh Allah untuk dilaksanakan. Bersedekah (selain zakat) adalah sunnah, berarti Allah menganjurkan agar dilaksanakan. Dengan demikian sedekah adalah kebaikan karena tidak mungkin Allah menganjurkan kejahatan, namun jika pelaksanaan sedekah tidak benar maka akan bisa menimbulkan kerusakan, seperti jika kita bersedekah kepada orang yang kehabisan ongkos perjalanan menuju kemaksiatan. Hal tersebut sama halnya dengan mendukung orang yang bertujuan menjalankan maksiat.

Perbuatan yang haram dan makruh adalah sesuatu yang buruk. Karena Allah melarang perbuatan tersebut dikerjakan. Allah adalah Dzat yang menghendaki kebaikan, jadi tidak mungkin Allah membiarkan keburukan terjadi apalagi sampai menyuruhnya.

Perbuatan yang mubah adalah perbuatan yang Allah memberi kebebasan untuk memilih menjalankan atau meninggalkan. Berarti perbuatan mubah itu bisa menarik munculnya kebaikan dan bisa menarik munculnya kejahatan. Sehingga perbuatan yang hukumnya mubah jika dikerjakan untuk kepentingan yang akan mendatangkan kebaikan, maka termasuk kebaikan. Namun apabila untuk kepentingan yang akan mendatangkan kejahatan, maka dianggap kejahatan.

Makan misalnya. Hukum makan akan bisa menjadi wajib, sunnah atau makruh bahkan haram karena melihat tujuan atau dorongan dan akibat yang akan terjadi.

Dengan demikian, baik dilihat dari kaca mata fiqh adalah perbuatan wajib, sunnah dan mubah yang mendatangkan kebaikan. Dan buruk adalah perbuatan haram, makruh dan mubah yang mendatangkan kejahatan. Untuk mempertahankan kebaikan tetap menjadi baik maka harus diwujudkan dengan perbuatan yang benar sesuai dengan syarat dan rukunnya. Jual beli adalah perbuatan yang baik, korupsi adalah perbuatan yang jahat, namun jika jual beli tidak diikuti syarat rukunnya (tidak benar), seperti terdapat kecurangan atau penipuan, barangkali tidak jauh berbeda dengan hukum korupsi.

"Wama taqorroba ilayya abdi bisyai'in ahabbu ilayya minma iftarodlothu alaihi, wala yazalu abdi yataqorrobu ilayya binnawafili hatta uhibbuhu, faidza ahbabtuhu kuntu sam'ahu alladzi yasma'u bihi...." Hadits riwayat Bukhori

Pandangan Tashawwuf

Dzikrullah atau ingat Allah adalah tujuan esensi dalam tashawwuf. Pada puncaknya adalah ma'rifat kepada Allah dan termasuk orang yang didekatkan kepadaNya (al muqorrobun).

Seperti fiqh yang mengatur dan mensikapi hukum prilaku yang nyata, tashawwuf adalah yang mengatur dan mensikapi prilaku hati dan sifat-sifatnya yang terpuji maupun yang tercela.

Untuk bisa selalu ingat pada Allah (dzikrullah) dalam segala situasi dibutuhkan hati yang bersih dari kepentingan murni duniawi dan bersih dari sifat tercela. Karena awal dari penyakit hati adalah muatan kepentingan yang bersifat duniawi.

Diantara beberapa penyakit hati yang dianggap membahayakan adalah takabbur (sombong), riya' (pamer) dan hasud (iri dan dengki).

Timbulnya penyakit sombong itu berawal dari keinginan hati untuk menjadi orang yang lebih dihargai, lebih dihormati dan diberi kedudukan yang lebih tinggi. Padahal semua itu hanyalah tipuan dalam kehidupan yang fana. Karena Allah melihat baiknya seseorang bukan semata-mata karena kedudukannya, namun karena taqwanya.

Bagaimana bisa orang takabbur mencapai kedekatan kepada Allah, sementara kebesaran Allah diklaim sebagai kehebatan dirinya. Dia tidak sadar bahwa kemampuan yang ia miliki hanyalah sekelumit titipan sifat kesempurnaan Allah yang dianugrahkan kepadanya.

Sifat riya', 'ujub atau pamer muncul karena rasa ingin disanjung dan dianggap orang lain sebagai orang yang baik. Padahal tujuan hidup yang sebenarnya bukanlah ingin mendapat pujian dan sanjungan orang. Itu semua adalah pernak-pernik kehidupan dunia.

Adanya riya' dalam beribadah berarti adanya kesalahan dari pondasi dasar utamanya ibadah. Karena ibadah yang seharusnya semata-mata hanya karena Allah beralih tujuan demi sanjungan dan keberhasilan materi dunia. Bagaimana dapat dekat dengan Allah kalau sesuatu yang seharusnya dipersembahkan untuk Allah justru dipalingkan.

Hasud (iri dengki) adalah sifat yang menunjukkan adanya perlawanan atau menentang kehendak Allah. Karena seorang yang hasud berarti ia tidak rela dengan kehendak Allah memberi ni'mat kepada sebagian hamba yang Allah pilih.

Untuk bisa mencapai kedekatan kepada Allah, tentunya harus rela, ikhlas dan ridlo dengan apapun kehendak Allah. Selama masih ada kesenjangan, belum bisa menerima apa adanya kehidupan yang dikehendaki Allah ini berarti masih ada jarak pemisah untuk mencapai dekat dengan Allah. 

Ringkasnya, baik buruk, benar salah dalam tashawwuf adalah sejauh mana hati bisa selalu ingat kepada Allah, menerima dan mengembalikan segala sesuatu kepadaNya.

Sholat yang notabene sudah sesuai syarat rukun dalam fiqh namun belum bisa mencapai janji Allah yaitu mencegah perkara keji dan munkar itu karena belum baik dan benar dalam penilaian tashawwuf, yaitu sejauh mana hati bisa ingat kepada Allah selama menjalankan sholat (khusuk).

Kesimpulan

Untuk mencapai kedekatan dengan Allah harus berimbang antara fiqh dan tashawwuf. Baik dan benar menurut fiqh namun tidak baik dan tidak benar menurut tashawwuf tidak akan bisa sampai dalam hakikat kehidupan. Baik dan benar menurut tashawwuf namun tidak baik dan tidak benar menurut fiqh berarti sama halnya dengan hanya mengingat Allah tanpa berbuat apa-apa. Karena perbuatan yang tidak baik dan tidak benar menurut fiqh (tidak menetapi syarat rukun) itu tidak ada nilainya. Bahkan dalam keadaan ma'shiat (durhaka) sambil mengingat Allah itu bukan berarti mempunyai nilai kebenaran atau kebaikan justru itu adalah penghinaan atau menentang.

Dalam hadits disampaikan, tidurnya orang alim itu lebih baik dari ibadahnya orang bodoh. Kata alim yang lazim adalah dipakai untuk orang yang tahu hukum fiqh. Hadits ini menunjukkan pentingnya hukum fiqh. Mengingat ketentuan benar salah atau sah dan tidaknya ibadah adalah diatur fiqh.

Allah adalah dzat yang Maha Sempurna, tidak terikat tempat dan waktu, tidak pernah salah maupun lupa. Allah adalah dzat yang dekat dengan semua hambanya. Disampaikan dalam Al Quran

واذا سألك عبادى عنى فانى قريب ( البقرة اية 186 )
Dan ketika hambaKu menanyakan kepadamu tentang Aku, maka sesungguhnya Aku dekat (QS Al Baqoroh 186)
Dalam surat lain
ونحن اقرب اليه من حبل الوريد
Dan kami lebih dekat kepadanya daripada urat lehernya (QS Qaaf 16)

Semakin dekatnya Allah kepada orang yang semakin rajin beribadah dengan menjalankan kebaikan dan kebenaran bukan berarti pada mulanya Allah jauh dari hambanya kemudian menjadi dekat. Namun punya arti semakin bersih, terang dan terbukanya hati seseorang yang semakin rajin beribadah.

Bertaubat, menyadari dan menyesali kesalahan adalah modal utama yang tidak boleh diabaikan bagi hamba yang berusaha mendekatkan diri kepada Allah. Karena pada dasarnya semua hamba pasti pernah bersalah.


HAM
(Hak Asasi Manusia Dalam Persepektif Hukum Islam)
Hak Asasi Manusia dalam Islam adalah hak kebebasan yang diberikan tuhan kepada setiap manusia untuk mengembangkan potensi dirinya tanpa ada tekanan dari siapapun dan tidak membedakan setatus.
Setiap manusia mempunyai hak kebebasan atas potensi dirinya. Kebebasan dalam menjalankan ajaran agama, kebebasan dalam menjalankan kewajiban tanpa ada tekanan orang lain. Bukan kebebasan atas kemauan sesuai dengan keinginan hati. Disinalah perbedaan HAM konvensional dan HAM menurut Islam.
Menurut pemikiran konvensional, segala sesuatu berpusat kepada manusia. Sedangkan menurut Islam segala sesuatu berpusat pada Tuhan. Sehingga HAM dalam Islam adalah kebebasan dalam menjalankan ajaran tuhan, dan kebebasan tersebut tidak boleh merugikan dan menggaggu hak kebebasan orang lain. Dengan demikian untuk mendapatkan hak kebebasan, manusia juga harus menjaga hak kebebasan orang lain (kewajiban). Dua ketentuan ini, hak dan kewajiban, harus selalu diperhitungkan dalam setiap aktifitas.
Hak Asasi tersebut erat kaitannya dengan Maqasid Syar’i. Bahkan HAM sering diartikan sebagai maqasid syar’i. 
Maqasid Syar’i
Ialah pokok tujuan yang ingin dicapai dalam setiap ajaran islam demi terciptanya kehidupan sejahtera. Artinya, segala bentuk aturan dan ajaran islam meliputi perintah dan larangan bertujuan untuk tercapainya maqasid tersebut, dan ketika maqasid tersebut tercapai maka terciptalah kehidupan sejahtera.
Ada lima macam Maqasid Syar’i, yaitu:
1.      Hifdhu Din (Menjaga Agama)
2.      Hifdhu Nafsi (Menjaga Nyawa)
3.      Hifdhu Aqli (Menjaga Akal)
4.      Hifdhu Mal (Menjaga Harta)
5.      Hifdhu Nasli (Menjaga Keturunan) atau Hifdhu ‘Ardli (Menjaga Harga Diri)
Ulama’ berbeda pendapat pada bagian yang kelima ini.
Hifdhu Din
Setiap manusia punya hak kebebasan menjaga dan menjalankan agama dan kepercayaan masing-masing dengan tidak mengganggu dan merugikan hak kebebasan yang dimiliki orang lain. Dalam menjaga dan menjalankan agama, semua orang mempunyai kesempatan dan setatus yang sama tanpa membedakan antara pejabat dan bawahan, kiyai dan santri maupun bangsawan dan rakyat jelata.
HAM dalam kaitannya dengan Hifdhu Din tidak berarti membenarkan kebebasan memeluk dan menentukan agama. Namun mempunyai arti tidak ada paksaan untuk mengikuti ajaran islam. Setelah Islam dikenal disemua lapisan masyarakat, islam tidak pernah memaksakan mereka untuk memeluknya.
لااكراه في الدين قد تبين الرشد من الغي
Tidak ada paksaan untuk (memasuki) agama (Islam), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripada jalan yang salah, (QS Al Baqarah 256)
Tidak memaksa, tidak berarti membenarkan mereka yang tidak mau mengikuti. Karena dalam ajaran Islam tidak membenarkan semua agama dan keyakinan yang tidak sesuai dengan kandungan Al Qur’an dan Hadits.
Hifdhu Nafsi
Setiap nyawa seseorang mempunyai nilai yang sama. Sehingga hukuman bagi yang menghilangkan nyawa adalah nyawa, tanpa melihat postur tubuh, setatus maupun jabatan.
Semua orang mempunyai hak atas dirinya. Menguasai penuh manfaat yang terkandung dalam dirinya. Tidak ada kepemilikan atas orang lain. Perbudakan yang terjadi sebelum islam sedikit demi sedikit dihilangkan.
HAM yang berkaitan dengan nyawa adalah menjaga (Hifdlu Nafsi), bukan menguasai penuh atas dirinya. Sehingga dalam islam membenarkan pembelaan diri dari setiap sesuatu yang mengancam dirinya. Bukan berarti setiap orang punya hak penuh atas dirinya, meskipun dengan mencelakakan diri.
Hifdhu Aqli
Akal adalah anugrah Tuhan yang membedakan antara menusia dengan makhluk lain. Anugrah ini harus selalu disyukuri dan dijaga setiap masing-masing menusia dari setiap sesuatu yang mengarah kepada kerusakan akal. Bahkan mencelakai akal sendiri dalam ajaran Islam tidak dibenarkan. Jadi HAM yang berhubungan dengan akal juga menjaga, bukan hak kebebasan mutlak.
Hifdhu Mal
Pentingnya harta dalam kehidupan sering menimbulkan permasalahan, namun juga bisa untuk menyelesaikan permasalahan. Karena itu menjaga harta adalah salah satu Hak Asasi setiap orang dan merupakan bagian dari Maqasid Syar’i.
Ajaran islam adalah solusi untuk menghindari konflik. Ketentuan proses pelaksanaan jual beli, sewa menyewa dan bentuk transaksi lain semata-mata untuk menjaga sesama hak kepemilikan harta.
Potong tangan bagi orang yang mencuri juga untuk menjaga hak yang dimiliki orang lain atas hartanya.
Hifdhu Nasli atau Hifdhu ‘Ardli
Dilarangnya perzinaan adalah untuk menjaga kepastian hubungan anak dan orang tua. Mengingat banyak hukum yang terkait dengan hubungan keturunan. Diantaranya didalam pernikahan, nafkah dan hukum waris. Di dalam ibadah juga terdapat hukum yang terkait dalam hubungan saudara, seperti batalnya wudlu.
Harga diri juga termasuk bagian dari persamaan hak. Perbedaan setatus, jabatan maupun keturunan tidak mempengaruhi ketentuan hukum islam. Sehingga tidak dibenarkan dalam islam seseorang yang merendahkan harga diri orang lain tanpa ada dasar yang pasti. Semua orang punya ketentuan hukum yang sama, posisi yang sama. Hanya kedekatannya dengan tuhan yang bisa membedakan posisi dan kedudukan seseorang. Dan hanya tuhan yang tahu.
Dari setiap hak dan kewajiban yang berhubungan dengan maqasid syar’i akan dijaga dengan ancaman hukuman bagi orang yang melanggarnya. Hukuman ini akan disesuaikan dengan bentuk pelanggaran yang terjadi. Dan dalam menjaga setiap hak, ajaran islam membenarkan pembelaan hingga merusak atau menghilangkan haknya orang yang melakukan ancaman.

IPTEK Dan Ketentuan Hukumnya
Dengan berbekal ilmu pengetahuan Allah jadikan nabi Adam sebagai kholifah dibumi sekaligus sebagai jawaban dari pertanyaan para malaikat (QS. Al Baqarah 31). Dan dengan ilmu juga anak cucu adam terangkat derajatnya (QS. Al Mujadalah 11). Dengan demikian ilmu pengetahuan dapat dijadikan sebagai standar stratifikasi manusia (QS. Al Zumar 09).
Ilmu pengetahuan adalah langkah awal untuk mencapai kebenaran. Sebagai kholifah allah dibumi, tanggungjawab manusia menuntut dirinya untuk belajar tentang prilaku kehidupan yang sesuai dengan kehendak tuhan, baik yang berhubungan dengan tuhan maupun yang berhubungan dengan masyarakat. Sehingga belajar dan berusaha mendapatkan ilmu pengetahuan adalah sebuah keharusan bagi setiap manusia.
Ilmu Pengetahuan Dan Hukumnya
Tanpa ilmu pengetahuan orang tidak bisa membedakan yang baik dan yang buruk. Semantara setiap orang dituntut untuk berbuat kebaikan. Dengan demikian ilmu pengetahuan adalah sebuah kebutuhan pokok dalam kehidupan.
طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة
Mencari ilmu hukumnya wajib bagi setiap orang muslim laki-laki maupun perempuan
Hadits tersebut mempunyai pengertian secara global. Namun melihat beragam macam ilmu pengetahuan dan pengaruhnya, maka ketentuan belajar dalam mendapatkan ilmu pengetahuan akan mempunyai hukum yang berbeda.
Perbedaan hukum dalam belajar atau mencari ilmu pengetahuan itu sesuai dengan kadar dibutuhkan dan pengaruh ilmu tersebut. Ilmu yang dibutuhkan setiap indifidu lebih ditekankan daripada ilmu yang dibutuhkan secara kolektif.
Ilmu yang dibutuhkan setiap indifidu jika berhubungan dengan kehidupan duniawi hukum belajar ilmu tersebut adalah boleh tanpa ada tuntutan keharusan atau larangan. Dan setiap prilaku yang hukum dasarnya boleh tanpa ada tuntutan keharusan maupun larangan akan bersifat fleksibel, tergantung dorongannya. Bisa menjadi wajib, sunnah, makruh bahkan bisa haram. Dalam kitab Maraqil Ubudiyah mengutip pendapat imam Ghozali menyampaikan bahwa belajar ilmu yang mengantarkan orang senang dengan kehidupan duniawi dan melalaikan kehidupan akhirat hukumnya haram.
Ilmu yang dibutuhkan setiap indifidu jika berhubungan dengan kehidupan akhirat, atau kelangsungan agama atau ibadah wajib, maka hukum belajar dan mengetahuinya adalah wajib dan jika berhubungan dengan tuntutan ibadah sunnah maka hukumnya bersifat sunnah.
Jika ilmu pengetahuan dibutuhkan secara kolektif, artinya kebutuhan yang berhubugan dengan ilmu tersebut sudah terpenuhi cukup dengan sebagian orang yang mampu dan menguasai, baik yang berhubungan dengan kesempurnaan agama seperti ilmu kepemimpinan, maupun berhubungan dengan kehidupan dunia seperti ilmu kedokteran, maka hukum belajar ilmu tersebut adalah wajib kifayah. Jika sebagian orang sudah mampu dan menguasai, yang lain tidak ada tuntutan harus belajar ilmu tersebut, jika belum ada yang mampu maka semua orang Islam terkena hukum dosa.
Kedudukan DanTanggungjawab Orang Yang Berilmu
Orang yang berilmu mempunyai keutamaan lebih daripada yang tidak berilmu
يرفع الله الذين أمنوا منكم والذين أوتوا العلم درجات
Maka Allah akan mengangkat drajatnya (kedudukan) orang-orang yang beriman dan orang-orang yang diberi pengertian.
Drajat atau kedudukan yang diberikan Allah akan disesuaikan dengan kemampuan dan pengertian yang dimiliki. Jika seseorang menguasai dalam bidang urusan dunia maka Allah berikan kedudukan dalam kehidupan dunia. Dan kedudukan dikehidupan akhirat akan diberikan kepada mereka yang menguasai pengertian tentang ketentuan yang berhubungan dengan akhirat.
Berkenaan dengan orang yang berilmu, imam al Ghozali mengatakan dalam kitabnya Ihya Ulumuddin “Barang siapa berilmu, membimbing manusia dan memanfaatkan ilmunya bagi orang lain, bagaikan matahari, selain menerangi dirinya juga menerangi orang lain. Dia bagaikan minyak kasturi yang harum dan menyebarkan keharumannya kepada orang yang berpapasan dengannya”
Ilmu merupakan amanat Allah yang harus diamalkan dan disampaikan kepada orang lain. Dengan demikian setiap orang yang mempunyai ilmu pengetahuan punya tanggugjawab untuk menyampaikan apa yang diketahui demi untuk melestarikan ilmu dan ajaran tuhan serta menjaga kesejahteraan kehidupan. Tanggungjawab ini bersifat wajib kifayah, demikian keterangan dalam kitab Attibyan.
Dapat disimpulkan bahwa setiap manusia ada tuntutan untuk belajar dan setiap apa yang didapat dari belajar ada tanggungjawab untuk menyampaikan pada orang lain. Demikian Allah menjaga kelestarian kehidupan yang sejahtera dan seimbang.
Teknologi Dan Seni
Teknologi merupakan salah satu budaya sebagai hasil penerapan praktis dari ilmu pengetahuan. Pengaruh dan dampak teknologi ini tergantung para pemakainya. Dengan demikian ketimpangan yang terjadi dalam kehidupan akibat dampak negatif tegnologi semata-mata karena penyalah-gunaan. Sehingga belajar dibidang teknologi hemat saya hukumnya wajib kifayah bagi ummat islam.
Seni merupakan hasil ekspresi jiwa yang berkembang menjadi bagian dari budaya manusia. Islam tidak pernah membatasi perkembangan budaya yang terjadi. Namun Islam berusaha untuk mensikapi dan menselaraskan budaya agar sesuai dengan etika ajaran agama. Mengingat tidak semua budaya yang merupakan hasil ekspresi jiwa membawa dampak positif. Sementara Islam datang sebagai agama rahmatan lil’alamin.


Kerukunan Antar Ummat Beragama
Datangnya islam membawa ajaran yang mengantarkan ummat manusia menuju kehidupan yang beradab. Dibawakan oleh seorang utusan yang memberi contoh prilaku yang bermoral. Disaat masyarakat tidak lagi punya etika hidup yang manusiawi. Saling berebut, saling bunuh, saling munguasai. Zaman jahiliyah, demikian orang menyebutnya.
انما بعثت لأتمم مكارم الأخلاق
Sesungguhnya saya diutus untuk menyempurnakan akhlaq yang mulia.
Dari pembenahan prilaku yang berhubungan dengan diri sendiri atau yang berhubungan dengan sesama, kemudian dikenalkan hakekat kehidupan dengan mengajarkan tentang ketuhanan dan terakhir diajarkan tentang pengabdian kepada tuhan dengan menjalankan syariatNya. Demikian ajaran islam merubah tatanan kehidupan yang sudah tidak mengenal norma. Islam datang dengan membawa rahmat bagi alam semesta.
Agama Rahmatan Lil ‘Alamin
Islam datang sebagai rahmatan lil ‘alamin, anugrah bagi alam semesta. Dengan ajarannya yang mengatur disegala bentuk aspek kehidupan, dari diri sendiri, hubungannya dangan tuhan dan hubungannya dengan masyarakat, sesuai dengan jatidiri manusia sebagai makhluq sosial.
وما أرسلناك الا رحمة للعالمين
Saya tidak mengutus kamu Muhammad (dengan membawa ajaran agama islam) kecuali sebagai anugrah bagi alam semesta.
Untuk mencapai rahmat atau anugrah yang dibawakan oleh islam kita harus mengamalkan sepenuhnya dan meyakini ajarannya. Dan untuk bisa mengamalkan ajaran islam dengan kesadaran sepenuh hati, kita harus tahu setatus dan kedudukan kita dalam hubungan kita terhadap tuhan dan sesama manusia.
Hubungan manusia dengan tuhan adalah hubungan hamba dengan sang pencipta. Sehingga apapun kehendak tuhan adalah ketentuan hukum yang harus diikuti oleh siapapun tanpa terkecuali. Di hadapan tuhan kita bukan siapa-siapa, tidak punya apa-apa. Dan dihadapan tuhan segala bentuk setatus dan hubungan dalam kehidupan dunia tidak mempunyai arti apa-apa.
وما كان لمؤمن ولا مؤمنة اذا قضى الله ورسوله أمرا أن يكون لهم الخيرة من أمرهم, ومن يعص الله ورسوله فقد ضل ضلالا مبينا
Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang mu’min dan tidak pula bagi perempuan yang mu’min, apabila Allah dan RasulNya telah menetapkan suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pilihan (yang lain) tentang urusan mereka. Dan barang siapa mendurhakai Allah dan RasulNya maka sesungguhnya dia telah sesat, sesat yang nyata (QS. Al Ahzab 36)
Jalinan hubungan sesama muslim adalah hubungan ukhuwah islamiyah (persaudaraan sesama muslim). Hubungan ini sangat ditekankan demi kebersamaan dan persatuan ummat. Sehingga perbedaan yang muncul dari perbedaan penafsiran ditengah kehidupan masyarakat tidak boleh dijadikan factor pemicu perpecahan ummat.
اختلاف امتي رحمة
Perbedaan pendapat ummat saya (yang berkompeten dalam permasalahan) adalah rahmat.
Hubungan antara sesama muslim digambarkan oleh beliau nabi seperti hubungan antara satu anggota tubuh dengan angota tubuh lainnya yang bersatu secara utuh.
المؤمنون كالجسد الواحد اذا اشتكى منه عضو تداعى له سائر جسده بالحمى والسهر
“Perumpamaan orang-orang yang beriman bagaikan satu tubuh, apabila salah satu anggota tubuh terluka, maka seluruh tubuh merasakan sakitnya” (HR. Muslim dan Ahmad)
Dan ditegaskan oleh beliau nabi dalam sabdanya bahwa jalinan hubungan sesama saudara adalah salah satu ciri orang yang beriman.
“Tidak beriman seseorang diantara kamu sehingga ia mencintai saudaranya seperti ia mencintai dirinya sendiri” (HR. Bukhori)
Dalam sabda nabi, saudara sering diartikan saudara se-iman.
Jalinan ukhuwah islamiyah atau jalinan saudara dalam ajaran islam adalah jalinan hubungan saudara se-iman secara menyeluruh. Bukan sekedar hubungan dalam lingkup keluarga atau negara bahkan dalam ukuran kehidupan di dunia. Sehingga pembelaan berdasarkan hubungan agama lebih didahulukan daripada pembelaan atas dasar negara atau keluarga. Agama lebih utama daripada keluarga atau negara.
Pembelaan berdasarkan agama berarti kita kembali kepada tuhan sebagai hambaNya, sehingga ikatan keluarga atau warga negara dihadapan-Nya bukanlah punya arti apa-apa. Pada hakekatnya kita semua  milik tuhan, atas kehendak tuhan dan kembali diambil oleh tuhan.
Hubungan keluarga punya nilai prioritas setelah mempertimbangkan hubungan keimanan. Artinya, dalam ajaran islam hubungan keluarga didahulukan dari pada yang tidak ada hubungan keluarga apabila keduanya mengikuti ajaran agama islam. Baru selanjutnya hubungan kewarga negara-an yang jadi pertimbangan.
Hubungan muslim dengan non muslim adalah hubungan sebatas manusia dengan manusia dalam aktifitas kehidupan sosial.
Kebersamaan Dalam Kehidupan Sosial
Islam mengajarkan kebersamaan, keutuhan, kedamaian dan kesejahteraan, bukan kehancuran. Meskipun islam hanya mengakui kebenaran hanya satu namun islam tidak memaksakan kehendak.
Dalam ajaran islam, terdapat beberapa perbedaan yang mengatur hubungan antara sesama muslim dan hubungan antara muslim dengan non muslim. Perbedaan ini sifatnya bukan esensi, namun karena tuntutan keadaan yang harus membedakan. Seperti perbedaan hubungan antara sesama manusia dan hubungan antara manusia dengan lingkungan atau dengan tuhan.
Dalam hubungannya dengan agama lain, islam mengajarkan toleransi, memberi kebebasan dan tidak ikut campur dalam urusan agama mereka. Dan tidak ada larangan dalam ajaran islam menjalin hubungan dan kerja sama dengan penganut agama lain, selama kerja sama tersebut tidak didalam kegiatan ritual keagamaan. Misalnya menjalin hubungan ekonomi, politik, sosial dan budaya selama tidak melanggar dasar ajaran dan aqidah agama. Sedangkan dalam kegiatan ritual keagamaan islam melarang kerja sama dengan agama lain. Meskipun demikian sifat menghormati dan memberi kebebasan tetap ditekankan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.