Senin, 29 Oktober 2012


BAB I

TUHAN YANG MAHA ESA DAN KETUHANAN



A.    TUHAN YANG MAHA ESA

Iman artinya percaya, iman kepada Allah adalah meyakini adanya Allah Yang Maha Esa tiada Tuhan selain Ia, Allah Maha Pencipta, Pegatur, Pemelihara Alam Semesta dengan segala isinya. Ia menciptakan, menghidupkan dan mematikan makhluknya, amat sucilah Ia, kepadanya terhimpun segala puji dan puja, Allah bukan jasim, sehingga dapat dirupakan, bukan pula benda, sehingga mempunyai batas.
Iman kepada Allah merupakan dasar dan menjadi pokok seluruh ajaran islam, diatas landasan iman kita beribadah dan membangun berbagai aspek kehidupan, sehingga terwujudlah kehidupan yang seimbang antara jasmani dan rohani, antara dunia dan akhirat, disinilah kita akan menhetahui nama-nama baik Allah yang berjumlah 99 untuk mencapai tauhid mutlak yang dibutuhkan agama, oleh karena itu disini hanya kami paparkan
1 sampai 20 saja :

Asma’ul Husna, nama-nama yang baik bagi Allah yaitu 99 :
1.      Ar – Rahman Yang Maha Pengasih / Yang Maha Pemurah
2.      Ar – Rohim Yang Maha Penyayang
3.      Al – Maliku Yang Maha Berkuasa
4.      Al – Quddusu Yang Maha Suci
5.      Al – Salamu Yang Maha Sejahtera
6.      Al – Mu’minu Yang Maha Terpercaya
7.      Al – Muhaiminu Yang Maha Memelihara
8.      Al – Azizu Yang Maha Mulia
9.      Al – Jabbar Yang Maha Perkasa
10.  Al – Mutakabbir Yang Memiliki Kebesaran
11.  Al – Khaliqu Yang Menciptakan
12.  Al – Bari’u Yang Melepaskan
13.  Al – Mushawwiru Yang Membuat Bentuk
14.  Al – Ghaffaru Yang Maha Pengampun
15.  Al – Qaharu Yang Maha Memaksa
16.  Al – Wahhabu Yang Maha Pemberi
17.  Ar – Razzaqu Yang Maha Pemberi Rizki
18.  Al – Fattahu Yang Maha Pembuka Pintu Rachmat
19.  Al – Alimu Yang Maha Mengetahui
20.  Al – Qabidlu Yang Maha Menyempitkan

Dijelaskan pada surat Al – Hasyr ayat untuk Asma’ul Husna 22 – 24. Sifat-sifatnya ada 20 antara lain :
1.      Wujud artinya Ada, Mustahil Allah Adam artinya tidak ada. QS. Az – Zumar i
      (62 – 63)
2.      Qidam artinya Dahulu tidak ada permukaan, Mustahil Allah Kudus artinya Baru. QS. Al Hadid ayat 3
3.      Baqo’ artinya Kekal, Mustahil Allah Fana artinya Binasa. QS. Al Qosos : 88
4.      Mukhalafatu Lil Hawadisi artinya Berbeda dengan yang baru, Mustahil Allah Muma Salatu Lil Hawadisi artinya Sama dengan makhluknya. QS. Asy Syura : 11
5.      Qiyamuhu Binafsihi artinya Berdiri sendiri, Mustahil Allah Qiyamuhu Bighoirihi artinya butuh kepada yang lain. QS. Ali Imron : 2
6.      Wahdaniyah artinya Esa / Satu, Mustahil Allah ta’addud artinya berbilang atau bersekutu. QS. Al Ikhlas 1 – 4
7.      Qudrot artinya Kuasa, Mustahil Allah Azaz artinya lemah. QS. Ali Imron 26
8.      Iradat artinya Berkehendak, Mustahil Allah Karahah artinya terpaksa.
      QS. Yasin 82.
9.      Ilmu artinya Mengetahui, Mustahil Allah Jahlul artinya bodoh. QS. Al Hujurat 18.
10.  Hayat artinya Hidup, Mustahil Allah Maut artinya mati. QS. Al Furqon 58.
11.  Sama’ artinya Mendengar, Mustahil Allah Sumun artinya tuli. QS. Al Baqoroh 127.
12.  Basor artinya Melihat, Mustahil Allah Umyun artinya buta. QS. Al Hujurat 18.
13.  Kalam artinya Berfirman, Mustahil Allah Bukmun artinya bisu. QS. An Nisa’ 164.
14.  Qodiron artinya Maha kuasa, Mustahil Allah Ajizan artinya Maha Lemah
15.  Muridan artinya Maha Berkendendak, Mustahil Allah Mukkarohan artiya Maha Terpaksa
16.  Aliman artinya Maha Mengetahui, Mustahil Allah Jahilan artinya Maha Bodoh
17.  Hayan artinya Maha Hidup, Mustahil Allah Mayyitan artinya Maha Mati
18.  Sami’an artinya Maha Mendengar, Mustahil Allah Ashamma artinya Maha Tuli
19.  Basiran artinya Maha Mendengar, Mustahil Allah Amma artinya Maha Buta
20.  Mutakaliman artinya Maha Berkata, Mustahil Allah Abkam artinya Maha Bisu

B.     KEIMANAN DAN KETAQWAAN

1.      Pengertian Keimanan
Iman artiya percaya sedang yang dimaksud beriman kepada Allah adalah percaya adanya Allah. Tuhan Yang Maha Esa, Pencipta semesta yang memiliki sifat kesempurnaan dan maha suci dari sifat kekurangan menurut istilah, iman adalah pembenaran dalam hati, dilaksanakan dengan lisan, dan dibuktikan dengan amal perbuatan, dijelaskan pada QS. Al – Anam : 73 dan 102, dalam keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu tidak hanya diajarkan agama, tetapi ilmu pengetahuan mengakui keberadaannya. Alla SWT, kata ilmuwan besar Inggris Isaac Newton ( 1642 – 1727 ). Janganlah ragu-ragu tentang adanya Yang Maha Pencipta, sebab tidak masuk akal bahwa semata-mata kebetulan yang menjadi pokok dalam alam ini. QS. Muhammad 19 dan QS. Ar – Ra’du 21.

Rukun Iman ada 6 :
1.      Iman kepada Allah. QS. Al – Hujurat 15 dan QS. Al Baqoroh 4
2.      Malaikat Allah. QS. Al Baqoroh 177
3.      Kitab-kitab Allah. QS. Al Baqoroh 136 dan 2 – 3
4.      Rosul-rosul Allah. QS. Faathir 24. QS. An Nisa’ 165
5.      Hari Akhir. QS. Al – A’raf 187 dan QS. Waqi’ah 1 – 6
6.      Qodo dan Qodar. QS. An – Najam 39 – 42. QS. Ar – A’du 11.
            Berdasarkan tingkat keimanan atau statifikasi keimanan pada setiap muslim yang amat berperan dalam tingkatan tersebut adalah faktor-faktor pembinaan iman sebagai berikut :
1)      Ilmu. QS. Al – Mujadalah 11
2)      Amal Shalih. QS. An – Nahl 90, An – Nisa’ 124
3)      Jihad. QS. Al Maidah 8. Ali Imron 169 – 170
4)      Penyerahan diri dengan menyuruh, QS. Al – Tholaq 5, Al Hasyr 24
5)      Keridhoan Allah. QS. At Taubah 59
6)      Memakmurkan Masjid. QS. At Taubah 107 – 108
7)      Kesediaan mendengar bacaan Al – Qur’an. QS. Al BAqoroh 1 – 5 & 136
8)      Zikir dan pikir. QS. Ali Imron 191, QS. Al Ahzab 41. QS. Al – Jatsiyah 13

2.      Ketaqwaan

a.       Pengertian Taqwa. QS. An – Anfal 29. Al – Hijr 45. Al Baqoroh 197
(1). Pelaksanaan Iman dan Amal Shalih QS. Al Baqoroh 82
(2). Pemeliharaan hubungan dengan Allah, bukan karena takut melainkan karena
       kesadaran sebagai hamba Allah, yang diciptakan.
b.      Orang Taqwa mempunyai cirri-ciri yaitu :
1.      Beriman kepada yang goib QS. Al – Baqoroh 3, 138
2.      Mendirikan Sholat QS. Al Ankabut 45. QS. Toha 14
3.      Menafkakan sebagian rizki QS. Ali Imron 134 – 135 & 2 – 3
4.      Dapat menahan amarahnya QS. Asy Syu’aro 55
5.      Bersifat pema’af. QS. Al – Baqoroh 109. QS. Ali Imron 134,159
6.      Apabila berbuat salah segera mohon ampun kepada Allah. QS. At Tahrim 8
7.      Tidak lagi mengulang kesalahannya. QS. Al Baqoroh 279
8.      Memperbanyak amal shaleh untuk menutupi kesalahan yang pernah dilakukan

c.       Hikmah Bagi Orang Taqwa
1.      Akan diberi jalan keluar dari persoalan yang rumit yang sedang dihadapinya QS. At Talaq 2
2.      Akan diberi rizki dari arah yang tak disangka-sangka. QS. At Talaq 3
3.      Akan dimudahkan oleh Allah dalam segala urusan. QS. At Talaq 4
4.      Allah akan menutupi kesalahan-kesalahannya dan akan dilipat gandakan pahalanya. QS. At Talaq 5
5.      Allah akan memberinya tempat yang mulia disisinya. QS. Al Hujurat 13

C.    FILSAFAT KETUHANAN ( TEOLOGI )
1.      Allah nama dari pada Tuhan
2.      Landasan pokok ketuhanan ialah Lailaha ilallah
3.      Untuk menemukan adanya Tuhan dapat ditempuh dengan rasio, tapi untuk menemukan siapa tuhan dan bagaimana tuhan harus melalui wahyu dari Tuhan     ( Al – Mulk 10 )
4.      Mengenal Allah mengenai ciptaannya Ali Imron 190, sifat-sifatnya QS. Al – Al A’raf 180
5.      Beberapa penjelasan tentang Allah ia dekat : Al Baqoroh 186, Qaf 16 tidak terjangkau indra : Al Anam 103.
Ia walinya orang mu’min : Al Baqoroh 257
Pengertian filsafat menurut istilah adalah berfikir secara sistimatis, radikal, universal untuk mengetahui tentang hakikat segala sesuatu yang ada. Seperti hakekat alam, manusia, ikan dan seterusnya yang akhirnya timbul istilah filsafat alam, filsafat manusia, filsafat ikan dan sebagainya. Ciri-ciri berfikir filosofis
a.       Harus bersifat Sistematis : yaitu alur pikirnya, berurutan dan dapat dimengerti orang lain.
b.      Harus bersifat Radikal : berfikir yang mendasar sampai keakar-akarnya sehingga tidak menimbulkan pertayaan lagi.
c.       Harus bersifat Universal : yaitu secara menyeluruh meliputi berbagai aspek untuk diketahui hakekatnya.
Manfaat Filsafat Islam adalah untuk menemukan hakekat sesuatu sebagai ciptaan Allah. QS. Ali Imron 191
·         Pengaruh Filsafat Islam terhadap ilmu pengetahuan
Filsafat membagi pengetahuan yang dimiliki manusia itu ada 2 jenis, 1. Dari diri manusia sendiri : 2. Dari Wahyu, filsafat Al Kindi menyebut pertama pengetahuan manusiawi yaitu dasarnya pemikiran, kedua pengetahuan ilahi, yang dasarnya keyakinan pengetahuan manusiawi ada 3 kategori yaitu :


1.   Pengetahuan Indra : melihat, mendengar, merasa, meraba dan mencium
segala sesuatu. Pengalaman Panca Indra melalui proses pemikiran
langsung sehingga menjadi pengetahuan.
2.   Pengetahuan Ilmu : Berfikir secara sistematis dan radikal disertai dengan riset dan eksperimen. Hasil berfikir dan berbuat dengan metode ini membentuk pengetahuan.
      3.  Pengetahuan Filsafat : memikirkan segala sesuatu secara sistematik, radikal dan universal. Sistem berfikir ini membentuk pengetahuan. Jadi pengaruhnya terhadap ilmu pengetahuan adalah dalam menemukan kebenaran hakekat segala sesuatu untuk membuktikan kebesaran Tuhan.

·         Tokoh-Tokoh Filsafat Islam
1.  Al – Kindi. Filsafat Arab lahir di Kufah 185H / 805M, meninggal di
      Baghdad 252H / 873M. Ahli matematika, filsafat, astronomi, farmakologi.
2.  Al Farabi lahir di Farab 257H / 870M meninggal di bagdad. Menulis
logika, matematika, fisika, metafisika, kimia, etika dan filsafat logika.
3.      Ibnu Sina lahir di Afsara ( Asia Tenggara ) 980H / 1593M meninggal di
                  Isfahan 1037H / 1650M buku karangannya Asy Syita dan Al Qanun .
4.      Ibnu Rusyol, lahir di Cordoba 520H / 1126M buku karangannya
                  persesuaian antara filsafat dengan syariat ( agama ) atau Fasul Maqol Fi ma Baina Al Hikmati Wasy Syariat minal Uttisal. Yang kedua Tahafurut Tahafut yaitu filsafat dan ilmu kalam.

D.    PERAN AKAL DALAM FILSAFAT KETUHANAN
Diterangkan pada QS. Al Baqoroh 131, Fusilat 6, An – Nisa 170
·         Menurut Ibnu Sina membahas tentang korup wujud, penciptaan alam, jiwa dan akal. Aristoteles menamakan Tuhan sebagai The Mover Umnoverid ( penggerak yang tak bergerak ).
Plato : the ide of good ( ide kebaikan ), Platinus : the one ( sesuatu yang berasal, nampaknya, dari Heraklitus ), Kristen mengonsepsikan Tuhan itu Trinity, Al Kindi mengonsepsikanya Al Wahid Al Haqq ( Zat Esa yang Hakiki )
Al Farabi : Al Wujud al awwal, Ibnu Sina : Tuhan Sebagai Al Wajibul wujud, lawan wajibul wujud adalah mumkimul wujud. Kata Ibnu Sina ada 2
1.      Wajibul wujud bi dzatihi, yakni wujud yang wajib adanya sebab oleh dirinya sendiri tanpa sebab luar diri, wujud ini hanya satu Esa, Zat Tuhan.
2.      Wajibul wujud bi ghoirihi dzalihi : yaitu wujud yang wajib adanya dengan adanya sebab dari luar dirinya, atau wujudnya sebab diciptakan oleh wujud uar diri. Wujud ini : makhluk.
ü  Teori Emanasi ( Penciptaan alam ), muncul bumi, jiwa-jiwa dan materi pertama yang berupa 4 unsur : api, air, udara, dan tanah
ü  Tentang jiwa ibnu sina : jiwa tumbuhan yang memiliki daya makan, berkembang dan membiak.
ü  Jiwa binatang yang memiliki daya gerak dan menangkap, jiwa manusia / jiwa rasional ( akal ) yang memliki daya praktis dan daya teoritis.
ü  Akal praktis berhubungan dengan dunia indrawi, sedang akal teoritis berhubungan dengan konsep-konsep / hal-hal yang abstrak ( konsep keadilan, pengetahuan dan lain-lain ). Akal teoritis dibagi 4 :
1.      Akal materi / akal potensial
2.      Akal bakat : akal yang mulai berpikir secara abstrak sehingga dapat menangkap pengertian / kaidah.
3.      Akal Aktual : ia sebagai gudang penyimpan abstrak-abstrak dari akal bakat dan memgeluarkannya kembali setiap saat dikehendaki.
4.      Akal Mustafad : merupakan tingkatan akal ang tertinggi disbanding 3 sebelumnya. Disini makna abstrak-abstrak yang telah tersimpan dengan mudah diingat kembali dan dikeluarkan kembali setiap saat.



















BAB II
HAKEKAT, MARTABAT, DAN TAGUNG JAWAB MANUSIA


A.    HAKIKAT MANUSIA
Dalam Al – Qur’an disarankan manusia memberikan lebih dahulu tentang kejadiannya, bahkan pada permulaan ayat Al – Qur’an diturunkan, sudah ada isyarat untuk dinyatakan pada surat Ar Rum ayat 8 artinya : “Dan mengapa mereka tidak memikirkan tentang ( kejadian ) diri mereka  ( sendiri ) ? ( Agar mereka mengetahui bahwa ) Allah tidak menjadikan langit dan bumi dan apa yang ada diantara keduannya melainkan dengan ( tujuan ) yang benar dan waktu yang ditentukan dan sesunggunya kebanyakan diantara manusia benar-benar ingkar akan menemui Tuhannya ( Ar Rum : 8 ) Pertama-tama Al – Qur’an mendasarkan mengenai kejadian yang dialami oleh embriyio dalam rahim si ibu. QS. Al Infithar 6 – 8 yang artinya “Hai manusia, apakah yang telah memperdayakan kamu ( berbuat durhaka ) terhadap Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang telah menciptakan kamu, lalu menyempurnakan kejadianmu dan menjadika ( susunan tubuh ) mu seimbang. QS. Infithar 6 – 8. QS. Nuh : 13 – 14. QS. An Nahl 4. yang artinya: Dia telah menciptakan manusia dari mani, tiba-tiba ia mnejadi pembantah yang nyata. An Nahl 4.
Kata “Nuthfah” diterjemahkan dengan “setetes sperma” bahwa “Nuthfah” berasal dari kata yang berarti : mengalir. Kata tersebut dipakai untuk menunjukkan air yang ingin tetap dalam wadah, sesudah itu dikosongkan. Jadi kata itu menunjukkan setetes kecil, berarti setetes air sperma. QS. Al Qiamah 37 – 38 yag artinya. “Bukankah ia dahulu stetes air mani yang ditumpahkan ? kemudian air mani itu menjadi segumpal darah, lalu Allah menciptakanya dan menyempurnakannya. Ayat lain menerangkan, bahwa setetes air itu ditaruh ditempat yang tetap ( qoror ) QS. Al Mukminun : 13 yang artinya. “Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani ( yang disimpan ) dalam tempat yang kokoh ( rahim ). Kata “makiin” tempat terhormat dan kokoh tempat pembesaranya manusia dalam organisme ibu. Al – Qur’an menyebutkan, bahwa cairan yang memungkinkan pembuhaan adalah :
a.       Sperma, seperti yang dikemukakan pada QS. Al Qiamah 37
b.      Cairan terpancar : QS. Al Thoriq 6 artinya : “ia diciptakan dari air yang terpancar”
c.       Cairan yang hina. QS. Al Mursalaat 20 – 23. artinya : “Bukanlah kami menciptakan kamu dari air yang hina, kemudian kami letakkan dia ketempat yang kokoh ( rahim ) sampai waktu yang ditentukan. Lalu kami tentukan ( bentuknya ), maka kamulah sebaik-baik yang menentukan.
Sifat “mahiin” dapat diartikan, bukannya sifat cairan itu sendiri, akan tetapi karena hubungannya dengan fakta, bahwa cairan itu dikeluarkan dari tempat keluarnya air kemih dan memakai saluran yang dilewati air kemih.
d.      Campuran / dicampur. QS. Ad – Dhuhan 2. Artinya : “Sesungguhnya kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur yang kami hendak mengujinya ( dengan perintah dan larangan ), karena itu kami jadikan dia mendengar dan melihat”
Banyak ahli tafsir seperti Hamidullah mengira, bahwa yang dimaksud dengan campuran itu adalah campuran unsur laki-laki. Al – Qur’an menyebutkan, bahwa uterus tempat telur dibuahkan itu beranama rahim. QS. Al Hajj 5. artinya : “Dan kami tetapkan dalam rahim apa yang kamu kehendaki sampai waktu yang sudah ditentukan.
Sebenarnya apa yang telah ditentukan Al – Qur’an sesuai dengan apa yang diketahui oleh manusia tentang tahapan-taapan perkembangan embriyo. Al – Qur’an mengatakan, bahwa embriyo melalui tahap : daging ( seperti daging yang dikunyah ), kemudian nampaklah tulang yang diselubangi dengan daging ( yang berarti daging
segar ). QS. Al Mukrinun 14. daging seperti yang dikunyah berarti “Mudghoh” sedang daging segar berarti “Lahm” tulag yang telah terbentuk dan dibungkus dengan alat-alat. Kemudian proses selanjutnya. QS. As Sajdah 9. kami uraikan secara ringkas mengenai pertumbuhan janin selama berada dalam kandungan ibunya.
1.      Akhir bulan pertama embriyo ( mudghah ) baru satu berjalan belum tentu bentuknya, pada stadium ini sudah kelihatan tulang belakang sudah kelihatan melengkung. Bagian badannya sudah tumbuh dan sudah mulai kelihatan satu saluran akan menjadi jantung, juga saluran panjang membentuk usus. Selain itu ada benjolan membentuk tangan dan kaki.
2.      Akhir bulan kedua tampaklah bentuk yang agak menyerupai manusia, berkepala besar, bertubuh dan beranggota tugkai dan lengan. Dasar alat kelamin tapi belum dapat dipastikan. Panjang lebih kurang 3 cm dan sejak itu dinamakan janin / factus.
3.      Akhir bulan ketiga panjang janin 9 cm, sudah tampak permulaan tubuhnya, kuku-kuku jari-jari tangan kaki. Sudah kelihatan perbedaan jenis kelamin dasar untuk gigi ada, berarti tulang sudah terbentuk. Pada saat itu embriyo sudah dapat bergerak, tapi masih lemah belum dirasakan si ibu.
4.      Akhir bulan ke 4 sudah nyata dengan jelas jenis kelamin laki / perempuan.
5.      Akhir bulan ke 5 pertumbuhan alat-alat dalam tubuh janin itu sudah lebih jauh seperti : jantung mulai bekerja dengan jelas, janin sudah bisa menggerakkan dirinya sendiri, selain itu dibawah kulit tumbuhlah jaringan lemak ( gemuk ) sedangkan bagian atas kulit itu menjadi mati, bulu alis mata serta rambut mulai tumbuh, gerakan janin sudah dirasakan oleh si ibu.
6.      Akhir bulan ke 6 panjang jani 9 cm.
7.      Pada akhir bulan ke 7 kelihatan kuku-kuku jari tangan, walaupun sudah besar tetapi tumbuhnya belum sampai keujung jari. Kelopak mata atast masih melekat pada kelopak mata bawah.
8.      Janin laki-laki tampak buah zakar belum turun kekantong zakar, sedang janin perempuan kelentit dan labia miora masih menonjol diantara mayora.
9.      Akhir bulan ke 9 mulailah rambut lanugo ( rambut yang amat halus ) rontok dari tubuhnya, sedang badan janin kelihatan lebih bundar dan gemuk karena cepat tumbuhnya jaringan lemak dibawah kulit. Kulit sudah agak merah warnanya, tumbuhya alat-alat amat cepat, begitu tulang dan alat-alat, kuku sampai keujung jari, dan sampailah disitu janin dilahirkan. Sebagai bayi yang siap meneruskan hidupnya.

B.     HAKEKAT DAN MARTABAT MANUSIA
Menurut Prof. Mochtar Jahja gerak laku manusia diperlukan
1.      Panca Indra : alat yang mengamati dan menangkap perangsang dari luar
2.      Syaraf : alat penghubung semua anggota badan, alat pengantar dunia dalam dengan
dunia luar dan pengenal rangsang.
Syaraf dibagi 3.
a.       Syaraf pusat : pengenal dan pemikir rangsangan
b.      Syaraf simpatis : pengatur pekerjaan jeroan
c.       Syaraf tepi : penyampai kesan pengamatan ke otak dan penyampaian perintah otak ke anggota tubuh.   
3.      Urat daging ( Spier ) : Alat pelaksana perintah otak

Pusat akal ( aqlu ) punya berbagai aspek kemampuan, yaitu kemampuan untuk mengenal sesuatu, mengusahakan sesuatu dan menerima saran qolbu maka dibagi 3.
a.       Akal Azizi : guna untuk mengadakan pembedaan antara berbagai macam benda
b.      Akal Kasabi : gunanya untuk melakukan sesuatu usaha
c.       Akal Atoi : merupakan tempat hidayah illahi dan bibit iman. “Wa hudan wa mau’illhotan lillmuttaqien”.
Akal Azizi mengarah pada obyek bukan rasa ( idiil = kejiwaan / immaterialistik ), Akal Kasabi menuju kearah obyek rasa ( empirie = kenyataan / realistik ), dan Akal Atoi menjurus kepada obyek luar rasa ( transcendent ). Utntuk itu kesucian manusia selalu peringatkan oleh Allah QS. Al Fajr 27 – 28, artinya : Pada hari itu tidak ada gunanya harta dan tidak pula anak-anak. Kecuali yang datang kepada Allah dengan hati yang sejahtera ( bersih dari dosa ), menurut Al – Qur’an manusia itu ialah :
1.      Makhluk Allah yang terbaik. QS. At Tin 4, artinya : sesugguhnya telah kami ciptakan manusia itu dalam keadaan sebaik-baik kejadian.
2.      Makluk Allah yang termulia. QS. Al Isro’ 70, artinya : dan sesugguhnya telah kami muliakan Bani Adam dan telah kami beri ia kedaraan di darat dan di laut dan telah kami beri ia rizki yang baik-baik dan telah kami lebihkan ia dari kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan sebenar-benarnya dilebihkan.
3.      Makhluk Allah yag dipercayai. QS. Al Ahzab 72, artinya : sesunggunya kami telah menawarkan suatu amanat kepada langit, bumi dan gunung-gunung, tetapi mereka enggan untuk memikulnya, karena merasa akan tidak mampu, dan dipikul oleh manusia sesungguhnya manusia itu menganiaya dirinya lagi bodoh.
4.      Makhluk Allah yang tersayang. QS. Al Baqoroh 29, artinya : Dialah ( Allah ) yang telah menciptakan bagi kamu semua yang ada di bumi.
5.      Makhluk Allah yang pintar. QS. Al Baqoroh 31 – 33. jadi manusia mempunyai martabat lebih tinggi daripada makhluk-makhluya Allah yang lain. Tetapi martabat yang tinggi bisa jatuh karena perbuatan dosa.

C.    TANGGUNG JAWAB MANUSIA
Apabila manusia tidak ingin diliput kehinaan dan kemerosotan martabat, hendaklah berpegang pada tali Allah yaitu Al – Qur’an, tunduk dan patuh dengan mengerjakan sholat, mengeluarkan zakat, megerjakan puasa, menuaikan haji bila mampu manusia itu, insane makhluk yang berjiwa yang diciptakan Allah manusia diserahi alam semesta serta isinya dan mengelola untuk kepentigan hidup dan Allah memberi rizki yang baik, Allah memuliakan lebih dari makhluk lainnya. QS. Bani Isroil 70, artinya : Dan sesungguhnya kami telah memuliakan anak-anak Adam dan kami telah memberi kendaraan bagi mereka didarat dan dilaut, dan kami telah memberi rizki kepada mereka dari kebanyakkan makhluk yang telah kami cipta.
a.       Hubungan manusia dengan Allah. QS. Az Dzariat 56, artinya : dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembahku.
b.      Hubungan manusia dengan dirinya sendiri. QS. At Tahrim 6, artinya : Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka.
c.       Hubungan manusia dengan manusia. QS. Al Maidah 2, artinya : Dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan dan taqwa, dan janganlah kamu tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran.
d.      Hubungan manusia dengan HAM. QS. Hud 61, artinya : dia Allah telah menciptakan kamu dari tanah dan menjadikan kamu pemakmurnya.

Kita sebagai umat Muhammad yang kita teladani nabi Muhammad SAW. Meliputi, ucapannya, perbuatannya, ketetapan-ketetapannya dari ketiga segi itu dinamakan Hadits karena semua yag datang dari nabi Muhammad SAW tidak usah ragu-ragu telah dijamin kebenaranya oleh Allah SWT. QS. Al Anbiya 107, artinya : Dan tidaklah kami mengutus kamu melainkan untuk ( menjadi ) rahmat bagi semesta alam.
Manusia harus punya pedoman hidup dalam kehiupan sehari-hari berpegang pada kitab-kitab Allah ditetapkan pada QS. Al Baqoroh 4, artinya : Dan mereka yang beriman pada kitab Al – Qur’an yang telah diturunkan kepadamu dan kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu, serta mereka yakin adanya ( kehidupan ) akhirat.
BAB III
ETIKA, MORAL DAN AKHLAK


A.    PENGERTIAN ETIKA, MORAL DAN AKHLAK
Dalam hidupya tingkah laku seseorang akan dinilai,penilaian berupa pujian, mungkin pula celaan. Jadi pengertian baik buruk merupakan tanggapan pembawaan manusia dijelaskan.
a.       Katakanlah ( wahai Muhammad ) tidak sama keburukan dengan kebaikan QS. Al Maidah 100.
b.      Demi jiwa ( manusia ) dan yang menjadikan ( Allah ). Lalu diilhamkan Allah kepadanya mana yang buruk dan mana yang baik QS. As Syam 7 – 8.
c.       Kedua belah pihak itu ( kafir dan mukmin ) seperti orang buta, tuli dengan orang yang dapat melihat dan mendengar. Adakah kedua perumpamaan itu sama ? tidakkah kamu ingat ? QS. Hud 24.

Dengan demikian etika ialah teori tentang perbuatan manusia ditimbang mneurut baik buruknya. Etika sebagai cabang ilmu pengetahuan tidak berdiri sendiri, sebagai ilmu yang membahas tentang manusia yang berhubungan dengan seluruh ilmu tentang manusia. Berhubungan dengan Antropologi, Psikologi, Sosiologi, Ekonomi dan Hukum, perbedaannya terletak pada sujud pandang, yaitu baik buruk dalam bahasa percakapan orang biasa menggunakan kata “baik” sebagai lawan “buruk” dalam berbagai hal :
1.      Dan Allah menyaksikan apa yang telah kamu lakukan. QS. Ali Imron 98.
2.      Dan Allah tak akan lalai / lupa terhadap apa yang kamu lakukan. QS. Ali Imron 99.
3.      Maka barang siapa yang berbuat kebajikan sedikit saja, kebaikanlah yang akan ia lihat / terima, dan barang siapa berbuat pelanggaran sedikit saja keburukanlah yang akan ia terima. QS. Az Zilzal 7 – 8.

Moral adalah suatu tindakan manusia yang bercorak khusus yaitu yang didasarkan kepada pegertiannya mengenai baik buruk, morallah yang membedakan manusia dari pada makhluk Tuhan lainnya dan derajatnya, dan moral berhubungan tentang manusia, yaitu tentang pribadinya dan kedudukannya. QS. At Tin 4, artiya : Sesungguhnya telah kami jadikan manusia dalam bentuk yang paling baik, dan QS. Ali Imron 104, artinya : Hendaklah ada diantaramu umat yang menyeru kearah kebajikan, menyeruh berbuat baik dan mencegah berbuat jelek, mereka itulah orang-orang yang mendapat kebahagiaan.
Akhlak menurut Ibnu Athir dalam bukunya “ An – Nihayah” Hakekat makna khuluq itu, ialah gambaran batu manusia yang tepat ( yaitu jiwa dan sifatnya ), sedang khalqu merupakan gambaran bentuk luarnya ( raut muka, warna kulit, tinggi rendah tubuhnya ). “QS. At Taubah 119, artinya : Hai orang-orang yang beriman bertaqwalah kepada Allah hendaklah kamu bersama orang-orang yang benar. QS. Hud 115, artinya : Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang yang berbuat baik. QS. Al Qalam 4, artinya : Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang agung.

B.     PERBEDAAN AKHLAK DENGAN MORAL DAN ETIKA
Akhlak itu suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap, kekuatan dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan pada pemilihan pihak yang benar ( dalam hal akhlak baik ) atau pihak yang jahat ). Menurut Abdullah Dirrozi : perbuatan-perbuatn manusia dapat  dianggap sebagai manifestasi dari akhlaknya apabila menemui 2 hal yaitu:
1.      Perbuatan-perbuatan itu dilakukan berulang-ulang dalam bentuk yang sama, sehingga menjadi kebiasaan.
2.      Perbuatan-perbuatan yang dilakukan karena dorongan, emosi-emosi jiwa, buan karena adanya tekanan-tekanan yang datang dari luar misal : paksaan, bujukan atau rayuan. Dengan harapan yang indah-indah.

Moral keagamaan ialah moral yang berdasarkan kepercayaan kepada Tuhan dan kehidupan akhirat. Sesuai dengan dasarnya ini, maka konsepsi moral yang bersifat keagamaan ditentukan oleh bentuk gagasan manusia mengenai Tuhan dan kehidupan Akhirat, maka ada 3.
1.      Moral Politheistik yaitu moral yang bersumber pada agama atau kepercayaan yang bertuhan banyak.
2.      Moral Zuhud ialah moral yang berdasarkan paham-paham keagamaan juga, tapi dengan ciri utamanya : menjauhi dan mengutamakan akhirat.
3.      Moral Manotheistik yaitu agama yang berfaham Tuhan satu.

Etika adalah merupakan ilmu pengetahuan rohaniyah, normatif, teleologis, ia biukan lagi ilmu pengetahuan yang dapat dikur secara matematis dan tak dapat diramalkan dengan pasti, ia lebih merupakan pengetahuan tentang kepandaian / seni hidup secara baik. Akhirnya dapat dimengerti bahwa etika secara agama jauh lebih dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya dibandingkan dengan etika kemanusiaan manapun. Sebab norma yang dipakainya sebagai dasar, bukanlah hasil karya akal yang masih bersifat naïf, melainkan wahyu dari Tuhan Yang Maha Esa yang bersifat mutlak.

C.    IMPLEMENTASI IMAN DAN TAQWA DALAM KEHIDUPAN BERSAMA SEHARI-HARI
1.      Prilaku Manusia yang berhubungan dengan Allah
Apabila manusia tidak ingin dliputi kehinaan dan kemrosotan moral serta martabat maka harus selalu berpegang kepada tali Allah yaitu mempelajari dan mengamalkan Al – Qur’an serta melakukan kontak langsung kepada Allah seraya tunduk dan patuh dengan mengerjakan sholat, mengeluarkan zakat, mengerjakan puasa dan menunaikan haji bila mampu biaya dan jasmani. QS. Al Baqoroh 45, artinya : jadikanlah sabar dan sholat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyuk.
a.       Bersyukur
Bersyukur itu ada 3 hal yaitu :
-          Syukur bil lisan : melalui ucapan
-          Syukur bil askhan : melalui perbuatan
-          Syukur bil shodaqoh : mengeluarkan harta benda untuk orang lain

Diantara hikmah syukur nikmat ialah
-          Allah SWT akan menambah nikmat bagi orang yang syukur nikmat
-          Orang yang syukur nikmat dalam jiwanya merasa puas, sehingga ia menjadi bahagia didalam hidupnya.
-          Syukur nikmat merupakan salah satu perintah agama, sehingga syukur nikmat yang disertai dengan niat yang ikhlas karena Allah SWT merupkan amal ibadah yang akan mendatangkan pahala. QS. Ibrohim 7, artinya : Dan
( ingatlah juga ) tatkala Tuhanmu memaklumkan : sesunguhnya jika kamu bersyukur, pasti kami akan menambah ( nikmat ) kepadamu, dan jika kamu mengingkari ( nikmatku ), maka sesungguhnya azabku sangat pedih.
b.      Bertasbih
Bertasbih erat hubungannya dengan berdzikir oleh karena itu halangan sufi membagi 3 tingkatan, yaitu :
  1. Dzikir jali ( jelas / nyata ), dalam bentuk ucapan-ucapan lesan yang mengandung arti pujian, rasa syukur dan do’a kepada Allah yang lebih menampakkan suara yang jelas untuk menuntun gerak hati, misal tahlil ( la ilaha illallah ), tasbih
( subhanallah ), takbir ( Allahu Akbar ) dan tahmid ( Alhamdulillah ), kalau yang terkait dengan waktu dan tempat dalam bentuk ucapan dalam sholat, haji dan lain-lain, yang tidak terkait dengan tempat mengucapkan tahlil, tasbih, tahmid, takbir.
  1. Dizikr Khafi : yang dilakukan secara khusuk oleh hati. Orang yang mampu melakukan dzikir seperti ini, hatinya merasa senantiasa memiliki hubungan dengan Allah. Akan merasa akan kehadiran Allah kapan dan dimanapun berada.
  2. Dzikir hakiki : satu dzikir yang dilakukan oleh seluruh jiwa raga, lahiriah dan batiniah. Kapan dan dimana saja dengan memperketat upaya untuk memelihara seluruh jiwa raga dari larangan Allah dan mengerjakan apa yang diperintahnya. Selain itu tiada yang diingat kecuali Allah. QS. Al Ahzab 42, artinya : Dan bertasbihlah kepadanya diwaktu pagi dan petang. QS. Ar Ra’du 28, artinya : yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah, ingatlah ! Hanya dengan mengingat Allahlah hati menjadi tentram.
c.       Beristigfar : Memohon ampun dari Allah atas segala kesalahan yang dilakukan atau mohon ampun kepada Allah Yang Maha Besar. QS. Asy Syuuro 25, artinya : dan dialah yang menerima tobat dari hamba-hambanya dan mema’afkan kesalahan-kesalahan dan mengetahui apa yang kamu kerjakan.

2.      Perilaku Manusia yang Berhubungan dengan Sesamanya
Seseorang yang hidup didunia ini tidak terlepas dari antuan sesame manusia didalam terwujud saling menolong, saling membantu, saling mengasihi dan saling menghormati. Hubungan yang demikian disebut human relation muamalah. Perlu kita ketahui bahwa hubungan sesama manusia bukan saja orang islam dengan orang islam tapi juga orang islam dengan non islam, secara menyeluruh tidak membedakan Agama, suku, warna kulit, kaya, miskin, maupun pejabat. QS. Al Hujarat 13, artinya : “HAi manuisa, sesungguhnya kami menciptakan kaum dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling megenal, sesunggunya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diatara kamu, sesungguhnya Allah maha mengetahui lagi maha mengenal.
a.       Perilaku yang berhubungan dengan diri yang perlu dilakukan yaitu sabar artinya teguh hati dalam menghadapi berbgai kesulitan, penderitaan atau bahaya, kita hidup pasti mengalami cobaan dan persoalan yang mudah dan yang sulit dan Allah menguji contoh. Kemiskinan, ketakutan, kekurangan jiwa. QS. Al Baqoroh 155, artinya : Dan sesungguh kami akan memberikan cobaan kepadamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan dan berilah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. Pelaksanaan sabar dalam kehidupan sehari-hari menyangkut: sabar ketika beribadah, menolak maksiat dan ketika menerima musibah.
Qona’ah : menerima atau merasa cukup dengan apa yang dimiliki serta menjauhkan diri dari sifat tidak puas dan selalu merasa kekurangan yang berlebih-lebihan.
Qona’ah mengandung 5 unsur yaitu :
  1. Menerima dengan rela apa adanya
  2. Memohon kepada Allah tambahan yang pantas, disertai dengan usaha dan ikhtiar
  3. menerima dengan sabar ketentuan Allah SWT
  4. Bertawakal kepada Allah SWT
  5. Tidak tertarik oleh tipu daya dunia.
QS. Ali Imron 159, artinya : ….. Kemudian apabila kamu telah membuat tekad maka bertawakallah kepada Allah sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertawakal kepadanya.
b.      Perilaku yang berhubungan dengan keluarga
Suatu perilaku yang berkembang dengan keluarga akan kami uraikan sedikit yang terkait dengan tanggung jawab terhadap keluarga, orang tua adalah pendidik utama dan pertama karena berpengaruh melakukan kontak yang paling banyak dengan anaknya. QS. Al Kahfi 46, artinya : “Harta dan anak-anak itu merupakan perhiasan kehidupan dunia !’ seorang laki-laki yang kecerdasannya kalah dibanding seorang wanita itupun tidak sedikit, akan tetapi secara kodrat laki-laki pemimpin wanita karena laki-laki punya kelebihan misalnya : sabar, lapang dada, bijaksana. QS. An – Nisa’ 34, artinya : aum laki-laki itu kaum wanita punya sifat emosi lebih mendominasi akal, cepat tertawa jika mendapat kabar gembira, cept nangis bila ada kabar sedih, pantas seorang laki secara kodrat jadi pemimpin, mengatur dan melindungi wanita.
1.      Memberikan nafkah lahir batin. QS. An – Nisa’ 34, artinya : kaum laki-laki adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena itu Allah telah melebihkan sebagaian mereka ( laki-laki ) atas sebagian yang lain ( wanita ), dank arena mereka laki-laki telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.
2.      Memberikan pendidikan. QS. Lukman 17, artinya : “Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah manusia mengerjakan yang baik dan cegahlah mereka dari perbuatan mnkar dan bersabarlah apa yang menimpamu. Dan sesungguhnya yang demikian itu hal-hal yang diwajibkan.
3.      Bersikap halus dan kasih sayang terhadap keluarga. Islam sudah mengajarkan sikap bapak pada anak, suami pada istri atau sebaliknya, harus lemah lembut, santun, arif dan bijaksana. QS. An Nisa’ 19, artinya : Dan bergaulah dengan mereka secara patut.
4.      Bersenda gurau denan istri menurut HR. At Turmuzi dan Nasa’i dari Abu Hurairah yang artinya : Orang mukmin yang lebih sempurna imannya ialah mereka yang berbudi lebih baik dan lebih berlemah lembut kepada istri.
c.       Perilaku yang Berhubungan dengan Masyarakat
Seorang individu hidup ditengah-tengah masyarakat ia sebagai anggota masyarakat walaupun baik dalam ibadah Habluminallah, tetapi Allah belum mengakui sebagai hamba yang baik kalau Habluminannas tidak baik, Allah aru mengakui baik jika keduanya baik. Islam membawa misi sosial untuk memperbaiki masyarakat yaitu dengan ajaran, zakat, kurban, menyebarkan salam, musyawarah, ada 3 tingkatan berbuat baik pada masyarakat :
-          Sekedar tidak merugikan masyarakat
-          Melakukan perbuatan yang bermanfaat bagi masyarakat
-          Sabar terhadap perbuatan orang lain yang menyakitkan hati. Oleh karena itu ada 10 kewajiban seseorang terhadap masyarakat antara lain :
1.      Tidak berbuat yang merugikan. QS. An Nisa’ 36
2.      Ramah tanah. QS. Al – Qolam 4
3.      Tawadu’. QS. An Nisa’ 59
4.      Menjalin silaturahmi. QS. An Nisa’ 1
5.      Suka memaafkan. QS. Ali Imron 134 – 135
6.      Adil. QS. An – Nahl 90
7.      Jujur. QS. Al – Taubah 119
8.      Suka menolong. QS. Al MAidah 2
9.      Harga menghargai. QS. Al Anbiya’ 107
10.  Amar ma’ruf nahi mungkar dengan cara yang halus. QS. Lukman 17.

































BAB IV
ILMU PENGETAHUAN, TEHNOLOGI, DAN SENI DALAM ISLAM


A.    KONSEP PENGETAHUAN, TEHNOLOGI, DAN SENI ( IPTEK )
Pada Al-Qur’an surat Ar Rohman ayat 33 tentang ilmu pengetahuan dan teknologi yang artinya :
“ Hai jamaah jin dan manusia, jika kamu sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, maka lintasasilah, kamu tidak dapat menembusnya melainkan dengan kekuatan.
      Dalam ayat ini dijelaskan, bahwa manusia akan sanggup menembus (melintasi) penjuru langit dan bumi, apabila ia memiliki kekuatan akan disebut sulton. Kekuatan adalah ilmu pengetahuan. Sebab kata ilmu diungkap dalam 3 hal pemahaman yaitu mengetahui, meramalkan dan berkuasa.
      Menurut, Francis Bacon (1561-1626) pemikir, penulis Inggris :
Pengetahuan itu adalah berkuasa, bahkan telah terbukti yang bukan pengikut Al-Qur’an dari Astronot-astronot Amric telah berkali-kali pergi dan pulang ke bulan dengan Apolonya. Sebab masih banyanya ayat Al-Qur’an yang mengemukakan ramalan-ramalan ilmiah berabad-abad sebelum dikemukakan penelitian-penelitian yang menggunakan teleskop, sinar x, mikroskop, alat-alat elektronika. Al-Qur’an itu wahyu Allah, sebab Nabi Muhammad SAW yang menerima Al-Qur’an orang Ummy.
Bukti ayat-ayat ilmiah dalam Al-Qur’an :
1.      Tentang rahim ibu yang tiga lapis, yaitu endometrium, myometrium dan perimetrium tercantum pada QS. Az Zumar 6.
2.      Tentang grafitasi (gaya berat) yang ditemukan oleh Newton (1667). QS. Ar Rahman 7.
3.      Tentang expanding universe (pemuaian alam semesta) ditemukan oleh : Dr. Hubble. QS. Az Zariyat 47, Qs. Al Ambiya 104, QS. Yasin 38.
4.      Tentang ruang hampa diangkasa luar, QS. Al An’am.
5.      Tentang Geologi (ilmu tentang bumi) atau gerak rotasi dan revolusi planet bumi, QS. An Naml 88.
Oleh karena itu Al-Qur’an menempatkan orang-orang yang beriman, berilmu dan yang beramal sesuai dengan ilmunya pada derajat yang paling tinggi diantara manusia, QS. Al Mujadalah 11. Artinya : Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat.
Seni dalam islam
1.      Batasan seni dalam islam menurut bahasa seni adalah sesuatu yang indah dan menarik yang lahir dari ungkapan jiwa yang paling dalam sehingga menimbulkan ketentraman batin bagi seseorang yang dapat menikmatinya. Islam menganjurkan seni mennurut Nabi,” Zayyinul Qur’an bi Ashwatikum”. Artinya hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu, maksudnya : pada waktu membaca Qur’an hendaknya dengan suara yang paling bagus yang kita miliki dalam hadits lain dikatakan “Allahu Jamilun Yuhibbul Jamala.”
Allah itu indah menyukai hal-hal yang indah. Kedua hadits ini isyarat untuk mengembanggkan seni, baik seni suara, seni lukis yang penting jangan menimbulkan kemungkaran dan rangsangan sahwat ; Selanjutnya diarahkan membentuk budi pekerti yang lembut.
2.      Perana seni dalam kehidupan. Manusia dibekai oleh penciptanya, yaitu jiwa seni, sebagai bukti kita membeli baju ke took kain/celana tidak asal mengambil, tapi memilih ,motifnya bagus. Jadi dalam pergaulan pun ada seni berbicara, kalau seni diterapkan dalam kehidupan maka hidup ini terasa indah, tentram dan bergairah.
3.      Karya-karya Seni kaum muslimin, karya seni hukum telah mendapat pengakuan dunia. Tertulis dalam buku sejarah peradaban oleh Jacques Antoini Dulaure Sarjana Prancis (1755-1835). Arsitek muslim disewa membuat gereja Katedral Notre Damede Paris yang Artistik.
Istana raja-raja Islam, Al Habra di Granada, Andalusia, Spanyol dibangun pada tahun 1251 M. Makam Taj Mahal di Arga, India terbuat dari pualam putih bersih, berkilau dikelilingi kolam yang bening airnya berpagar pohon cemarah dibangun pada tahun 1630 M-1648 M oleh Raja Syah Jehan untuk almarhum istrinya yang tercinta yaitu Muntaz Mahal.

B.     IMAN, ILMU, DAN AMAL DALAM ISLAM
Bermula dari iman dan percaya kepada adanya Pencipta Semesta raya, kemudian manusia mencoba mencari tahu siapa Pencipta itu. Dan apakah tanda-tanda Pencipta itu telah diterangkan dalam alam Semesta ciptaan-Nya bahkan dalam diri manusia itu sendiri, sehingga ekstensi Pencipta itu dapat dicari dan diselidiki lewat ilmu, Sehingga keyakinan tentang adanya Pencipta itu dapat dijelaskan dengan akal pikiran. Diterangkan QS.. Fushshilat 53. QS. Ath Thalaq 12. Dengan iman dan keyakinan itu marilah kita mulai perjalanan mengeksploitasi Semesta, melihat-lihat alam raya :
“ Dan jelajilah muka bumi hingga tergerak hati dan otakmu untuk berfikir dan tergerak telingamu untuk mendengar “. Qs. Ar Rum 9. Apakah kami tidak berjalan dimuka bumi hingga kau pergunakan hati dan telinga untuk memahami dan mendengar. QS. AL Hajj 46.
      Sebagaimana untuk tercapainya suatu kesempurnaan agama kita harus mengintegrasikan ketiga unsur yaitu : Iman, Islam dan Ikhsan.
Iman, membawa kita kepada kepercayaan adanya tuhan yang bersifat dengan segala kesempurnaan.
Islam., merupakan suatu teori hokum bagaimana tata ara dalam melaksanakan peribadatan terhadap Tuhan.
Sedangkan Ikhsan, merupakan sikap kita dalam mengabdikan diri terhadap Allah, sehingga ketika menyembah seakan-akan melihatNya sekiranya tidak bisa, makaAllah mmelihat kita oleh karena itu manusia harus dapat menghimpun ke-3 itu tersebut jika ingin mencapai kesempurnaan agamanya sebab :
Iman merupakan obyek dari ilmu Tauhid
Islam merupakan obyek dari ilmu Feqih
Ikhsan merupakan pembahasan dari ilmu Tasawuf.
Q.S. AL Mujaadalah II Islam mendorong dan mencapai sikap ilmiah itu melalui 2 cara :
  1. Melalui Iman dan kepercayaan kepada Allah dan kepada wahyuNya Allah yang telah  disabdakan kepada Nabi Nya untuk disampaikan kepada umat manusia. Ilmu-ilmu itu dikenal sebagai ilmu-ilmu naqliyah.
  2. Melalui pengetahuan Intelektual yang diturunkan Allah kepada  manusia, baik melalui kal pikiran yang diberikan kepada manusia / cara berfikir dan suruhan berfikir. Ilmu-ilmu ini dikenal sebagai ilmu Aqliyah.
            Dengan demikian Islam melalui Al-Qur’an bertujuan membentuk Islam yang beriman dan dan berilmu-berilmu dan beriman.Untuk mempertebal iman kepada Allah kita harus berfikir kita harus berilmu, harus mempunyai wawasan Sains yang luas dan tidak picik. Berwawasan ilmiah secara sadar dan dewasa.
Q.S. Fushshilat 53 oleh karena itu Al Qur’an telah mengharuskan kita untuk :
·         Mengadakan pengamatan dan analisa fenomena alam dan fenomena dirinya sendiri sebagai makhluk.
·         Berfikir dan bertanya selalu, dari sini diharapkan timbul hipotesa untuk meyakini Allah dan ajaran Nya agar kita Umat Islam sejajar dengan umat lain dalam hal Sains dan Tehnologi.
·         Mencoba membuktikan kebenaran hipotensanya itu hingga dapat ditelurkan teori-teori baru, yang membawa kemaslahatan bagi kehidupan kini maupun masa dating. QS Ali Imron 190.
            Islam agama yang mengharuskan pemeluknya selalu mempergunakan akalnya untuk cenderung kedalam ilmu pengetahuan segala prilakunya dan segenap tingkahnya. Bagaimana cara menjawab dan mengawinkan keperluan hidup pada abad inidengan nilai religi Islam. QS. AL Alaq 1-5. Dari mula Allah sendiri yang menyatakan dirinya sebagai pendidik manusia yang sumbernya AL Qur’an berisi sumber ilmu dan merupakan induk awal mula ilmu ( Pendidikan ) yang perlu di teliti ada 2 :
·         Sikap ajaran Islam tentang ilmu pengetahuan baik yang dijumpai dalam Qur’an dan Hadits.
·         Sikap pemeluk Islam dalam cara berfikir dan bertindak.
Dalam Islam, agama dan Sains tidak dapat dipisahkan dan tidak pernah dipisahkan, bahkan kegiatan Sains merupakan bagian dari aktivitas dan kewajiban keagamaan ilmu dan agama atau agama dan ilmu telah dimulai sejak Adam dicipta Allah yang diturunkan ke bumi sebagai khalifah.
      Tujuan agama dan ilmu adalah salah satu yakni, menciptakan kebahagiaan jasmani dan rohani di kehidupan dunia kini dan keakhirat kelak. QS. AL Baqoroh 30-39.
Menurut Sayyed Hossen Nasar, ilmu Islam dapat dikelompokkan 4 bagian besar yaitu :
  1. Pembelajaran alam semesta secara kualitatif, di dalamnya termasuk kosmografi,  kosmologi dan geografi, sejarah, alam semesta, geologi, mineralogy, botani dan zoology.
  2. Pembelajaran tentang cosmos dan aplikasi matematiknya, termasuk di dalamnya ilmu matematika, ilmu fisika ( astrologi dan astronomi ) dan fisika.
  3. Ilmu-ilmu terapan, termasuk di dalamnya ilmu kedokteran, farmasi, kimia, pertanian, irigasi, dan ” Other occutt seiences ”. ” Ilmu pengetahuan yang lain gaib ”
  4. Pembelajaran tentang manusia dengan ilmunya, termasuk di dalamnya ilmu manusia dengan alam sekitar dan manusia dengan alam semesta.
   Qs. Fushilat 53, QS. AL Waqiah 63, 68, 71, QS. An Naba 6-16.
   Qs. Ad Dzariat, Qs. Al Ghasiyah 17-20, QS. Ath Talaq 12.

C.    KEWAJIBAN MENUNTUT ILMU DAN MENGAMALKANNYA
1.      Ilmu sebagai Landasan Ibadah
Ilmu adalah permata utam dari ibadah sehingga ada kewajiban bagi seorang hamba untuk menuntut ilmu sebagai persiapan sebelum memasuki ibadah, seorang yang berilmu tetapi tidak beribadah maka ilmu itu akan sia-sia, sebab ilmu dapat misalkan sebagai pohon, sedang ibadah sebagai buahnya.
   Sabda Nabi SAW .
Artinya : Ilmu adalah petunjuk amal, sedangkan amal yang mengikutinya.
            Ilmu landasan bagi amal, karena ibadah menyembah kepada Allah harus mengetahui ilmunya agar tidak sia-sia dan untuk mengetahui sifat-sifat wajib dan mustahil Allah. Perlu diketahui ilmu dan amal dua mata rantai yang tidak terpisahkan saling menguatkan, ibadah tanpa ilmu banyak rusaknya dari pada selamatnya. Begitu pula orang yang beribadah untuk menuju kepada Allah jika tidak bertanya pada ahlinya dalam masalah ketuhanan pasti dia akan tersesat dan semua usahanya akan menemui kegagalan tidak dapat hasil apa-apa karena ia tidak berilmu dan malas bertanya.

Contoh : Tukang sepatu memperbaiki jam tangan.
Demikian dengan ibadah dikerjakan orang tidak berilmu ibadahnya akan menjadi rusak seperti : Riya’, ujub, dengki, semua ini merusakkan amal ibadah kita, kata Nabi Muhammad Saw.       
” Bahwasannya yang lebih pedih menerima azab hari kiamat adalah orang yang berilmu yang tidak memberi manfaat akan ilmunya yakni orang yang tidak mengamalkan ilmunya ”. Kata Ibnu Ruslah dalam sarahnya :
Artinya :
” maka orang Alim yang tidak mengamalkan ilmunya di azab lebih dahulu dari pada orang kafir yang menyembah berhala ”.
2.      Ilmu merupakan syarat yang yang harus dimiliki untuk menuju dan mengabdi kepada Allah, sebagai hamba yang taat, tunduk dan patuh serta berbakti kepadaNya. Ketaatan seorang hamba kepada tuhannya dapat dilukiskan sebagai manusia yang tetap berada dalam garis-garis ketentuan dan kebenaran, Firman Allah SWT.
Artinya :
“Sesungguhnya yang takut kepada Allah dari para hambaNya adalah para ulama ”. QS. AL Fathir 28.
            Ilmu juga merupakan kunci sebagai pembuka jalan untuk mencapai kesempurnaan ibadah, ilmu merupakan nikmat karunia Allah yang amat besar, sebab dengan ilmu manusia dapat memperoleh martabat dan kemuliaan, kedudukan dan derajat yang tinggi baik dihadapan manusia maupun disisi Allah SWT firmanNya.
Artinya : Diangkat Allah orang-orang yang beriman dari pada kamu sekalian dan orang-orang yang diberi ilmu dengan beberapa derajat.Q.S. AL Mujaadalah II
Kata Nabi : yang artinya : ” Ilmu itu memuliahkan orang yang sudah terhormat, dan mengangkat budak sampai semulia raja-raja ” Barang siapa menginginkan kebahagiaan dunia ia harus berilmu, barang siapa menginginkan kebahagian akhirat dia harus berilmu, dan barang siapa menginginkan dunia dan akhirat dia harus berilmu ”
3.      Keutamaan menuntut ilmu Rosulullah sangat memuliakan ilmu beliau menganjurkan  kita menuntut ilmu dan mempelajarinya tidak terbatas pada waktu dan tempat dimana pun ilmu itu berada kita wajib menuntutnya Q.S. AT Taubah 122 . kata Nabi.


Artinya : Menuntut ilmu wajib atas tiap muslim
            Dalam menuntut ilmu tidak ada batas / masa tertentu baik muda maupun tua hendaknya tetap mempelajarinya dan memperdalam ilmu pengetahuan kata Nabi Saw. ” Tuntutlah ilmu walau ke negeri Cina ”
Rasulullah bersabda :
Artinya : ” Siapa yang mengamalkan apa yang diketahui, maka Allah akn mewariskan kepadanya pengetahuan apa-apa yang belum ia ketahui ”.

4.      Ilmu yang bermanfaat. Manusia adalah makluk yang diciptakan oleh Allah dalam bentuk kejadian yang sangat sempurna baik rohani maupun jasmani, kesempurnaan itu terletak pada akal. Akal merupakan sumber kekuatan pertama bagi manusia dapat membedakan baik buruk, bengkok lurus dalam permasalahan. Akal membawa manusia kepada derajat yang yang mulia dan martabat  yang tinggi, membedakan mana yang membawa kemudrotan dan mana yang membawa keselamatan. Maka dalam hal ini akal akn berfungsi sebagai pembanding demikian juga terhadap masalah yang perlu di utamakan kemanfaatannya, dengan akal semua dapat diatasi. Namun kadang akal tidak bisa dan tidak mampu memecahkan masalah setelah dapat bantuan dari ilmu barulah permasalahan itu dapat terjawab dengan lebih sempurna kata Allah SWT.
Artinya :
” Pergunakanlah semua yang diberikan Allah kepadamu ( yaitu yang berupa hidup, pancaindra, akl pikiran, tenang dan harta kekayaan ) untuk mencapai kebahagiaan dan keuntungan akhirat, jangan lupakan bagaimana dari pada dunia ”.
Menurut Al Jumaidi berkata ,”seseorang yang berakal sehat itu ialah yang menyelidiki segala sesuatu, mencari yang lebih utama untuk dikerjakan dan didahulukan dari pada yang lainnya, dan selalu mengikuti petunjuk dari Allah dan RosulNya dalm membedakan apa yang berguna / mudorat baginya dunia dan Akhirat. Dan siapa yang telah bersungguh-sungguh beramal untuk akhirat maka dunia akan terjamin untung dan puas. Sebaliknya jika amal usahanya untuk dunia, maka baginya tidak bertambah dari ketetapan Allah dan akhiratnya tidak mendapat apa-apa Q.S. AL Qashos 78. Artinya : Sesungguhnya aku mendapat kekayaan ini karena ilmuku semata-semata.
QS. An Naml 40 Artinya : Ini semata-mata karunia Tuhanku untuk mengji padaku, apakah bersyukur ( terima kasih ) atau kufur ( lupa pada Allah ). Maka siapa yang syukur, maka Tuhanku Dzat yang terkaya lagi pemurah ( tidak berhajat sedikitpun pada makhluknya, bahkan makhluk yang berhajat kepadaNya ).

D. TANGGUNG JAWAB MANUSIA TERHADAP ALAM DAN LINGKUNGAN HIDUP
            Prinsip dasar hubungan mansia dengan alam dan makhluk hidup lain pada dasarnya ada dua macam : pertama kewajiban menggali dan mengelola segala kekayaannya, dan kedua tidak sampai merusak lingkungan yang pada gilirannya akan merusak kehidupan manusia itu sendiri. Alam sekitar ini diperuntukkan bagi manusia untuk kesejahteraan hidup anusia itu sendiri.
            Dengan demikian Allah memberikan cara-cara yang baik dalam mengelola dan mengatur alam, agar bermanfaat bagi kehidupan manusia. Allah menciptakan alam ini dengan kelengkapannya, yaitu dasar hukum untuk mengelola alam, dijelaskan pada QS. Al Anbiya’ 107
Artinya : Dan tidaklah Kami mengutus kamu, melainkan untuk menjadi (rahmat) bagi semesta alam.
QS. Hud 61

Artiinya : Dia Allah telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmur. Oleh karena itu kitaperlu memperdalam ilmu pengetahuan tentang alam itu dengan segala hukum-hukumnya.
            Adapun prinsip dasar yang kedua, yakni agar manusia jangan merusak alam. QS. Al A’raf 56
Artinya : Dan janganlah kamu berbuat kaerusakan di muka bumi sesudah (Allah) memperbaikinya.
Dengan demikian jelaslah bahwa kesadaran untuk melestarikan lingkungan sebagaimana yang dikampayekan oleh orang modern sekarang ini, sebenarnya telah digariskan oleh islam sejak 15 abad yang lalu, hanya sering kali kita kurang memahami arti dan jiwa dari ayat-ayat Al-Qur’an itu, karena keteerbelakangan, kemiskinan, dan kebodohan umat islam itu sendiri. Kita sering bersikap apologetik atau membela diri, setelah orang lain ramai berbicara mengenai pentingnya pelestarian alam, barulah kita mengatakan bahwa hal itu pun telah ada dalam Al-Qur’an. Seharusnya kita menggali dan mengembangkan atas inisiatif sendiri, bukan sekedar sebagai reaksi atas kemajuan orang lain.
            Dengan dua prinsip dasar hubungan manusia dengan alam sekitarnya, yaitu prinsip pemanfaatan da sekaligus pelestarian lingkungan alam, agama memberikan motivasi kepada manusia untuk mewujudkan kedua hubungan itu dengan sebaik-baiknya.QS. Qoshosh 77. QS. Ar Rum 41.
            Jadi secara tidak langsung manusia mendapat rahmat dari Allah karena tekun mengelola alam dan mengikuti risalah yang dibawah oleh Nabi Muhammad SAW dan giat dalam memelihara serta mengatur alam, akan selalu mendapat perlindungan dari Allah SWT.



























BAB V
KERUKUNAN ANTARUMAT BERAGAMA


A.    AGAMA MERUPAKAN RAHMAT BAGI SELURUH ALAM
Agama ialah suatu peraturan (nidham) yang meliputi masalah-masalah kepercayaan (aqidah) dan ibadah yang menghubungkan ikatan segenap umat manusia antara satu dengan yang lain, dan mempersatukan pemeluknya sehingga menjadi satu umat yang dijiwai oleh kesatuan rohani (ma’nawiyah). Dengan demikian agama merupakansalah satu faktoryang amat penting dalam rangka menegakkan prinsp yang dilandasi oleh iman, akhlakul karimah dan syari’ah. Kalau agama hendak mencapai tujuannyadengan berpedoman pada perasaan kejiwaan dan keyakinan, maka agama bersama-sama negara mempunyai pengaruh yang sangat besar untuk mencapai tujuannya. Jadi agama senantiasa merupakan faktor terpenting dalam membebtuk susunan masyarakat yang harmonis dan membina kemajuan bangsa sebagaimana penegasan para sosiolog, maka jelaslah agama adalah merupakan unsur asasi (unsur pokok) dalam menegakkan negara dan mensukseskan tujuannya serta membawa misinya. QS. Al A’rof 29
Artinya : Dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepadanya.
Menurut para ulama’ memberi 5 istilah yaitu :
1.      Bahwa aturan-aturan itu disyaratkan oleh Allah dan bukan ciptaan akal manusia.
2.      Cara penyampaian aturan-aturan itu melalui wahyu, dan diberikan kepada salah seorang hambahnya yang terpilih.
3.      Aturan-aturan itu membimbing kehidupan manusia baik secara individu maupun kelompok.
4.      Aturan-aturan itu sesuai dengan suara fitrah dan tuntutan jiwa manusia.
5.      Aturan-aturan itu berkepentingan dengan kebahagiaan kini dan nanti. QS. Ali Imran 19
Artinya : Sesungguhnya aturan –aturan agama  yang diterima Allah adalah ( aturan ) Islam dan QS. At Taubah 33.

B. HAKEKAT KEBERSAMAAN DALM PLURALITAS BERAGAMA

1. Kerukunan Hidup Umat Beragama
            Orang memeluk agama Islam disebut muslim, antar muslim satu dengan lainnya itu disebut saudara yang mengikat persaudaran ini agama. Orang yang satu agama mempunyai tuhan yang sama kitab yang sama dan tujuan hidup yang sama yaitu ingin mendapatkan kebahagian di dunia dan akhirat. Persaudaraan yang terjalin antara sesama umat islam ini menyangkut seluruh segi kehidupan mulai dari masalah pribadi sampai kepada  masalah kemasyarakatan, masalah ekonomi, kesehatan bahkan sampai masalah kenegaraan. Diantara sesama muslim hendaknya saling berkasih sayang, saling membantu, saling menolong dalam menghadapi persoalan kehidupan, suatu masalah tidak hanya menjadi beban perseorangan, tetapi juga menjadi tanggung jawab bersama. Dengan demikian masalah gambaran kehidupan yang penuh keakraban. QS. Al Fath 29..
HR. Bukhari, Muslim dan Turmuzi yang artinya : ” Seorang mukmin dengan mukmin yang lainnya bagaikan suatu bangunan yang sebagaian dari mereka memperkuat bagian yang lainnya”. Kemudian jika kita memperhatikan satu unsur dari suatu bangunan misalnya tembok, maka tembok itu terdiri dari beberapa bagian yaitu : batu bata, pasir dan semen jikalau masing-masing bagian berdiri sendiri tanpa keterikatan sesamanya maka tidak akan mempunyai kekuatan, tapi setelah bagian itu disatukan dicampur dengan air disusun secara rapi, maka ia menjadi suatu kesatuan dan kekuatan yang kokoh. Demikian juga umat islam yang tidak membentuk suatu persatuan dan persaudaraan yang kokoh selamanya mereka tetap dalam posisi yang lemah, apalagi jikalau masing-masing umat islam saling bertengkar dan bermusuhan, jangan diharap islam akank menjadi dapat berkembang dengan pesat seperti yang terjadi pada jaman Rosulullah Saw. Di terangkan dalam hadits : persatuan umat Islam itu diharapkan seperti tubuh manusia yang mempunyai organ-organ lain, HR. Bukhori dan muslim : Artinya : Perempuan orang-orang yang beriman di dalam cinta mencintai sayang menyayangi dan kasih mengasihani adalah seperti satu tubuh, apabila satu anggota tubuh yang merasa sakit anggota tubuh yang lain ikut merasakannya, yaitu tidak bisa tidur dan merasa demam.

2. Kerja Sama Antar umat Beragama
            Negara Indonesia yang berdasarkan Pancasila agama-agama sesuia yang boleh hidup dan tumbuh di Indonesia ini ada lima yaitu Islam, Katholik, Protestan, Hindu dan Budha. Bagaimana sebenarnya pandangan Islam tentang kehidupan antar umat beragama ini, didalam Islam tidak ada konsep permusuhan atau kebencian terhadap orang yang beragama Islam. Islam senantiasa berusaha untuk menegakkan hidup beragama didalam suasana perdamaian kerukunan dan saling kerja sama dengan orang-orang yang bukan beragama Islam.
            Hal ini telah dibuktikan oleh Rosulullah Saw ketika beliau membentuk pemerintahan dikota Madinah, pada waktu itu penduduk Madinah terdiri 3 golongan : yaitu golongan Islam, golongan Yahudi. Beliau mengadakan perjanjian dengan golangan Yahudi, maksudnya perjanjian itu hanya untuk kepentingan duniawi semata menyangkut permasalahan agama seperti Aqidah dan Ibadah :
Isi perjanjian ada 4 sebagai berikut :
  1. Seluruh penduduk Madinah merupakan satu kesatuan warga bebas berfikir dan melakukan agamanya masing-masing serta tidak boleh saling mengganggu.
  2. Apabila madinah diserang musuh mereka harus mempertahankannya bersama-bersama.
  3. Apabila salah satu golongan diserang musuh golongan yang lain harus membantunya.
  4. Jika timbul perselisihan, penyelesaiannya dibawah keadilan yang di simpan oleh Rasulullah Saw.
Dengan pembentukan masyarakat kota Madinah  seperti ini, maka persatuan  dan kesatuan dapat tercipta dengan kokoh dan da’wah Islamiah dapat berjalan dengan sukses, Konsep hidup perdamaian dan berdampingan, tidak saling bermusuhan antara umat Islam denan golongan agama lain ini sesuai dengan Al – Qur’an surat Al-Kafirun 1-6 artinya : Katakanlah Hai orang-orang kafir aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah Dan aku tidak pernah ( pula ) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah, Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku, sebagaimana gambaran toleransi Islam terhadap golongan bukan Islam, tercantum dalam cara-cara melakukan penyiaran agama Islam. Dalam da’awah Islam tidak boleh dilaksanakan dengan kekerasan atau paksaan, tetapi harus dilakukan dengan cara yangt halus bijaksana dan menarik. Da’wah kepada orang yang bukan Islam dilakukan dengan jalan memberikan penerangan mengenai keuntungan beragama Islam, mengenai keimanan dalam Islam yang mudah dipahami, mengenai kesederhanaan kewajiban dalam mengamalkan ibadah dan muamalah keagamaan, dasar-dasar kesusilaan yang berprinsip saling menghormati dan sebagainya.
QS. AL Baqoroh 256. artinya : Tidak ada paksaan untuk ( memasuki ) agama ( Islam ), sesungguhnya telah jelas jalan yang benar dari pada jalan yang salah, karena itu barang siapa yang ingkar kepada Thaghut, dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang kepada buku ! tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.
            Dengan demikian jelaslah bahwa toleransi Islam terhadap golongan bukan Islam sangat tinggi, tetapi ingat, bahwa toleransi ini hanya terbatas pada masalah-masalah keduniaan. Adapun berkaitan dengan masalah Ibadah dan Aqidah harus sesuai dengan agamanya masing-masing. Dalam pergaulan sehari-hari antara umat Islam dengan golongan bukan Islam ada yang tidak boleh dilakukan oleh orang Islam, antara lain mendo’akan / memintakan ampun kepada Allah SWT. Walaupun untuk orang tuanya sendiri / anaknya yang bukan beragama Islam, orang Islam juga tidak boleh mendahului memberikan salam kepada golongan yang bukan Islam. HR. Muslim. Artinya : ” Janganlah kamu sekalian lebih dahulu mengucapkan salam kepada orang-orang Yahudi Nasrani.
Jika ada golongan bukan Islam memberi salam kepada Islam, jawabannya cukup Wa’alaikumussalam hal ini sesuai dengan hadits riwayat Bukhori dan Muslim : Artinya : Apabila ahli kitab mengucapkan salam kepadamu maka jawaban dengan Wa’alaikum ( HR. Bukhori dan Muslim ).
            Jadi bila dalam suatu majelis / satu forum yang didalamnya terdapat orang-orang Islam dan orang-orang bukan Islam. Kita disunatkan untuk memberi salam kepada mereka. Demikianlah antara lain tata cara bergaul antara umat Islam dengan non Islam. Oleh sebab itu jika kalian punya tetangga / teman / guru yang bukan dari Islam, kalian harus tetap menghormati, dan bergaul dengan baik dan berjalan secara harmonis saling pengertian dan saling membantu.

C. HUBUNGAN ANTAR UMAT BERAGAMA DENGAN PEMERINTAH
Pemerintah menurut bahasa agama disebut dengan Ulil Amri ( yang memiliki kekuasaan atau urusan ). Menurut para ahli tafsir, Ulil Amri adalah orang-orang yang memegang kekuasaan diantara mereka ( umat Islam ), yang meliputi pemerintah, penguasa dan pimpinan dalam arti luas. Termasuk didalamnya pimpinan dalam arti politik pemerintahan  yang menangani urusan-urusan keduniaan yang disebut juga dengan Umaro, dan pemimpin / tokoh keagamaan yang disebut juga ulama. Apabila Ulil Amri / pemerintahan suatu keputusan tersebut selama tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip dasar ajaran Islam. Jika bertentangan dengan ajaran – ajaran Islam, tidak dibenarkan mematuhinya bahkan wajib mengingatkan dan membantah perintah itu. Contoh SDSB yang pernah diedarkan pada tempo dulu yang dikatagorikan sebagai judi ditentang oleh umat Islam, kemudian pemerintah dengan bijaksana mencabutnya dan akan menggantinya dengan memperhatikan tiga kriteria sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, tidak berbau judi, dan tidak membebani masyarakat.
QS. An Nisa’ 59. Artinya : Hai orang-orang yang beriaman, taatilah Allah dan taatilah RosulNya dan Ulil Amri diantara kamu.
Mentaati Allah SWT berarti mengikuti hukum-hukum dan pemerintahnya serta menjauhi larangan-larangan Nya yang terdapat dalam Al Qur’an. Sedangkan mentaati Rosul Allah berarti mengikuti ketentuan-ketentuan Rosul yaitu Nabi Muhammad Saw, baik yang berupa perintah maupun larangannya yang terdapat di dalam hadits beliau, dan segala perbuatan ucapan dan sikapnya harus kita teladani. Baik Al Qur’an maupun Hadits harus kita pelajari serta kita pahami isi yang terkandung didalamnya. Mentaati Ulil Amri berati mengikuti segala keputusan yang telah dikeluarkan / diundangkan oleh pemerintah unruk mencapai kesejahteraan masyarakat. Jika lapisan masyarakat terutama umat beragama telah memetuhi peraturan-paraturan dan perundang-undangan yang akan dikeluarkan oleh pemerintah, diharapkan keamanan dan ketertiban mantap dan terkendali, pemerintah akan dapat memusatkan perhatian dan pemekiran untuk memajukan kesejahteraan masyarakat, bagi warga negara juga dituntut ikut berpatisipasi usaha pemerintah dalam mensejahterakan masyarakat sesuai dengan keahliannya yang di miliki sesuai di bidangnya masing-masing.

D. PERAN UMAT BERAGAMA DALAM MEWUJUDKAN KEDAMAIAN
1.      Umat Islam Di perintahkan untuk menyebarluaskan salam
Manusia didunia ini tidak ada yang dapat hidup sendirian, mereka masing-masing saling memperlukan satu sama lain untuk memenuhi kebutuhannya, yang kaya memerlukan yang miskin untuk membantu pekerjaannya, demikian juga miskin memerluka yang kaya untuk mendapat pekerjaan, untuk dapat saling menghormati satu sama lain, untuk dapat saling menghormati satu sama lain perlu dibutuhkan jiwa perdamaian jika didalam diri seseorang tidak ada jiwa perdamaian, maka sikapnya selalu ingin bermusuhan dengan siapa saja, ia tidak dapat menghargai orang lain, oleh sebab itu jika jiwa perdamaian ini berkembang di dalam hati setiap orang dan juga melalui sikap mengucapkan salam, sikap umat menghormati akan tumbuh dengan pesat dikalangan masyarakat. QS. AL An’am 54.

2.      Memberikan Makanan Kepada Fakir Miskin, Anak Yatim dan Semacamnya.
      Sedekah merupakan bentuk pemberian yang dianjurkan dalam ajaran agama Islam. Hal ini ditegaskan dalam Al Qur’an dan Al Hadits nabi, hukum sedekah adalah sunah, memberikan sedekah menurut ajaran Islam bukan untuk mengharapkan penghormatan dan pujian bersedekah adalah memberikan suatu barang atau benda yang berguna kepada orang yang membutuhkannya secara ikhlas, sedekah bentuk pemberian yang tidak dibatasi waktu dan banyaknya, bersedekah bisa juga berupa makanan, tenaga dan pikiran.
      Sedekah merupakan bentuk pemberian kepada sesama manusia yang sangat dianjurkan dalam ajaran Islam, diantara kebaikan-kebaikan yang di sukai dan dianjurkan Allah SWT, adalah memberikan barang-barang milik sendiri yang disukai kepada keluarga, anak yatim, anak miskin, musafir, dan orang yang membutuhkan. Supaya bersedekah menjadi amalan yang baik dan diterima disisi Allah SWT, kita harus memperhatikan ketentuan-ketentuan sbb :
  1. Memberikan secara ikhlas dengan mengharap ridho dari Allah SWT
  2. Harta yang disedekahkan harta milik sendiri
  3. Harta yang memiliki manfaat
  4. Orang yang diberi sedekah kerabat, anak yatim, orang miskin, musafir, dan orang-orang yang membutuhkan bantuan
  5. Adanya ijib qobul antara sesama pemberi dan penerima.
Orang yang menyayangi sesama manusia, selain dikasihi oarang lain, juga akan disayang oleh Allah SWT. Islam adalah agama kasih sayang, Islam sangat mementingkan kesejahteraan masyarakat, baik kesejahteraan lahir maupun batin, Islam mengajarkan agar setiap muslim menyatuni orang miskin dan membantu orang yang lemah. Bantuan itu apat diberikan secara bersama – sama / gotong royong dan perorangan. Manfaat sedekah bagi kehidupan didunia antara lain :
1.      Meringankan kesulitan orang lain.
2.      Menumbuhkan rasa kasih sayang diantara sesama manusia
3.      Menghilangkan rasa dengki dan iri hati
4.      Menumbuhkan rasa kesetiakawanan
5.      Mewujudkan masyarakat yang rukun dan harmonis.
Sabda Nabi Saw, yang artinya : Sesungguhnya kamu jangan menganggap kecil suatu amal, sekalipun sekedar menghormati kedatangan kawanmu dengan wajah berseri  ( HR. Muslim ).
Sedekah sebagai amal baik dapat mendatangkan manfaat kepada pemberi dan penerimanya, Bersedekah melatih diri manjauhkan diri dari sifat bakhil, dengan banyaknya orang bersedekah, lingkungan kehidupan dimasyarakat akan menjadi sejahtera. QS. Al Baqorah 271, 273 dan 177.
  1. Bersilaturrahmi atau menjalin hubungan baik dengan kerabat
Dalam kehidupan bermasyarakat, kita tidak akan pernah terlepas dari kegiatan bertamu atau bersilahturrahmi, ada kalanya kita yang datang mengunjungi sanak saudara, teman, kenalan dan para kerabat sanak saudara dekat atau jauh, namun kesempatan lain berganti kita yang mengunjungi. Supaya kegiatan saling berkunjung tetap berdampak positif bagi kedua belah pihak, maka islam memberikan tuntutan bagaimana sebaiknya bertamu, menerima tamu. QS. Ali Imran 134.
Bertamu merupakan tradisi masyarakat yang selalu dilestarikan karena bisa menjalin persaudaraan bahkan dapat menjalin kerja sama untuk meringankan berbagai masalah yang dihadapi dalam kehidupan dan lazim dilakukan dalam berbagai tingkatan. Adakalanya bertamu karena urusan yang serius, misalnya untuk mencari solusi terhadap problem masyarakat yang aktual. Disamping itu adakalanya bertamu hanya sekedar bertandang, karena lama tidak bertamu/sekedar untuk mampir sejenak. Dengan kedatangan kerumah kerabat/sahabat maka kerinduan terhadap kerabat/sahabat dapat tersalurkan, sehingga jalinan persahabatan dan persaudaraan menai kokoh. Secara istilah bertamu merupakan kegiatan mengujungi rumah sahabat atau kerabat/orang lain dengan tujuan untuk menjalin persaudaraan/untuk keperluan lain dalam rangka menciptakan kebersamaan dan kemasalahatan bersama.
Berdasarkan pengertian, maka bertamu dilakukan kepada orang yang sudah kenal, baik sahabat/kerabat. Tujua bertamu sudah tentu untuk menjalin persaudaraan/persahabatan, sedang bertamu kepada orang lain yang blum dikenal memiliki tujuan untuk saling memperkenalan diri/maksud lain yang belum tentu dipahami oleh kedua belah pihak. Jika dilihat dariintensitas bertamu, maka yang sering dilakukan adalah bertamu terhadap orang yang sudah dikenal. Bertamu merupakan kebiasaan positif dalam kehidupan bermasyarakat dari zaman tradisional sampai zaman modern. Untuk menjaga kebiasaan ini sudah barang tentu diperlukan kesadaran dan pengorbanan dari semua pihak untuk saling kunjung mengunjuni, dengan melestarikan kebiasaan kunjung mengujungi, maka segala persoalan mudah dislesaikan, segala urusan mudah dibereskan dan segala masalah mudah diatas.

Bentuk Akhlak Bertamu
Sebelum memasuki rumah seseorang, hendaklah orang yang bertamu terlebih dahulu memnta izin dan mengucapkan salam kepada penghuni rumah kata Allah pada QS. An Nur 27 yang artinya : ” Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kam memasuki rumah yang bukan rumahmu sebelum meminta izin dan memberi salam kepada penghuninya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, agar kamu ( selalu ) ingat”. Mengucapkan salam dilakukan terlebih dahulu kemudian meminta izin kepada tuan rumah. Minta izin bisa dengan kata-kata, bisa juga dengan ketukan pintu/tekan tombol/cara lain yang dikenal baik oleh masyarakat setempat.Bahkan salam iu sendiri bisa sekaligus dianggap sebagai permohonan izin. Menurut Rasulullah SAW meminta izin dilakuan maksimal tiga kali. Hadist riwayat Abu Dawud yang artinya : Jika seseorang diantara kamu telah meminta izin tiga kali, lalu tidak diizinkan, maka hendaklah kembali. Disamping meminta izin ada ha yang harus diperhatikan setiap bertamu yaitu :
1.      Jangan bertamu sembarang waktu.
2.      Kalau diterima bertamu, jangan terlalu lama sehingga merepotkan tuan rumah.
3.      Setelah Urusan selesai segera pulang.
4.      Jangan melakukan kegiatan yang menyebabkan tuan rumah terganggu.
5.      Kalau disuguhi jamuan atau minuman hormatilah.
6.      Hendaknya pamit pada waktu mau pulang

Nilai Positif Akhlak Bertamu
Agama Islam telah mengajarkan bagaimana sikap seorang muslim yang sedang bertamu ke rumah sahabat, kerabat ataupun orang lain. Apabila prinsip bertamu ditegakkan secara baik, maka akan melahirkan manfaat yang besar bagi orang yang bertamu maupun orang yang kedatangan tamu antara lain yaitu : Bertamu secara baik dapat menumbuhkan sikap toleransi terhadap orang lain dan menjauhkan sikap paksaan, tekanan, intimidasi dan lain-lain. Islam tidak mengenal tindakan kekerasan, bukan saja dalam usaha menyakinkan orang lain terhadap tujuan dan maksud baik kedatangan tapi juga dalam tindak laku dan pergaulan dengan sesama manusia harus dihindarkan cara-cara paksan dan kekerasan. Islam memandang setiap orang mempunyai persamaan dan kesesuaian dalam berbagai aspek dan kepentingan, karena itu dengan bertamu ataupun bertandang, seseorang akan mempertemukan persamaan atau kesesuaian, sehingga akan terjalin persahabatan dan kerjasama dalam menjalani kehidupan. Agama islam menganjurkan setiap umatnya untuk mengulurkan tangan dan mengokohkan persahabatan dengan sesama muslim atau terhadap pemeluk agama lain, selama pihak yang bersangkutan tidak menunjukkan siap dan tindakan permusuhan. Bertamu sebagai alternatif yang efektif untuk membina persahabatan diantara sesama manusia.
Bertamu sebagai pendekatan ( approach ) terhadap sesama yang berada dalam wilayah konflik tertentu, karena dengan bertamu orang akan semakin terbuka dan bertegur sapa untuk mencari titik temu terhdap berbagai masalah yang dihadapi, dengan bertamu seorang akan melakukan diskusi yang baik, sikap yang sportif dan elegan terhada sesamanya. Bertamu sebagai media berda’wah, meningkatkan kualitas diri setiap muslim. Orang yang bertamu dalam menyampaikan kabar dan kebenaran yang diyakini secara terbuka, demikian pula tuan rumah dapat memahami kabar dan berita kebenaran yang disampaikan seorang tamu, karena itu bertamu dianggap sebagai sarana yang efetif untuk berda’wah dan menciptakan kehidupan masyarakat yang bermartabat QS. Al Baqarah 177, 271 dan 273.
  1. Melakukan Shalat diwaktu malam ketika umat lain sedang tidur
Shalat sunat tahajud yaitu shalat yang dikerjakan diwaktu malam sesudah bangun dari tidur, dan disebut shalat tahajud karena ia dikerjakan pada waktu malam sesudah bangun tidur sekalipun tidurnya hanya sebentar. Adapun waktunya shalat tahajud itu sesudah shalat isya’ hingga terbit fajar, dan apabila sudah diketahui, bahwa waktu shalat tahajud demikian panjang namun waktu yang paling utama adalah pada sepertiga malam yang terakhir, kata Nabi Muhammad SAW dalam hadist Bukhari Muslim, Turmuzi yang artinya : Tuhan kamiturun ke langit dunia di waktu malam tinggal sepertiga yang akhir. Maka Dia berfirman : ” Barang siapa yang berdoa kepadaku, pasti aku perkenankan, barang siapa yang memohon kepadaku, pasti aku beri dan barang siapa memohon ampun kepadaku, pasti aku ampuni ”. Shalat tahajud itu sangat dianjuran dalam islam agar diamalkan oleh segenap kaum muslim dam muslimah dimanapun mereka berada QS. Al Isro’ 79.
      Shalat tahajud sekalipun hukumnya sunah, Rasulullah Saw hampir tidak pernah meninggalkan shalat ini, beliau berdiri berlama-lama dengan membaca surat-surat Al-Qur’an yang panjang-panjang hingga kaki beliau terlihat bengkok. Selanjutnya shalat tahajud itu dikerjakan sedikitnya dua rakaat hingga sebanyak-banyaknya tidak terbatas. Pada sabda Rasulullah SAW yang artinya: Tatkal ditanya orang Nabi SAW : Apakah shalat yang lebih utama selalu dari halat fardhu yang lima? Jawab beliau : shalat tengah malam, HR. Muslim.